Kendari (ANTARA) -
Kantor pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Kendari menyebut bahwa sektor pertambangan menjadi penyumbang nilai devisa ekspor terbesar di Sulawesi Tenggara (Sultra) sejak 2022 hingga Februari 2023 ini.
Kepala Seksi (Kasi) Pelayanan Kepabeanan Cukai dan Dukungan Teknis KPPBC Kendari Fardi Saleh di Kendari Senin, mengatakan bahwa hingga Februari 2023, pertambangan masih dominan untuk penyumbang nilai devisa ekspor di Sultra, yang kemudian disusul dengan sektor perikanan.
"Dua komoditas utama pada sektor pertambangan yang turut menyumbang nilai devisa ekspor di Sultra adalah feronikel dan stainless steel," kata Fardi Saleh.
Dia menyebutkan bahwa dua komoditas tersebut juga merupakan hasil pertambangan di Kabupaten Konawe.
"Dua komoditi tersebut merupakan hasil pertambangan di Morosi, Kabupaten Konawe, oleh dua perusahaan di sana," lanjutnya.
Dia menambahkan bahwa untuk di sektor perikanan yang menjadi penyumbang nilai devisa ekspor, yaitu hasil tangkapan nelayan yang masuk ke perusahaan-perusahaan pengekspor ikan dan hasil laut lainnya.
"Itu juga menjadi salah satu penyumbang nilai devisa ekspor," tuturnya. Fardi Saleh juga mengungkapkan bahwa sejauh ini baru dua sektor tersebut yang mendominasi di nilai devisa ekspor di Bumi Anoa ini.
"Sejauh ini untuk komoditi lainnya itu belum ada, hanya dua komoditi itu saja," jelasnya.
Fardi Saleh membeberkan jumlah penerimaan KPPBC Kendari tahun 2022 sebesar Rp192 miliar. Sedangkan untuk Januari 2023 penerimaan KPPBC sebesar Rp21 miliar.
"Penerimaan Januari 2023 dibanding Januari 2022 mengalami penurunan. Di mana pada Januari 2022 penerimaannya sebesar Rp33 miliar," ucapnya.
Dia juga mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk memajukan komoditi lainnya agar bisa ikut menyumbang nilai devisa ekspor di Bumi Anoa ini.
"KPP Bea dan Cukai Kendari terus mendorong pelaku usaha, khususnya para pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Sultra agar bisa melakukan ekspor juga," tambahnya.
Hal itu dilakukan, lanjut Fardi Saleh, tidak lain untuk ikut memajukan perekonomian daerah sendiri.
"Kami akan terus mendorong para pelaku usaha agar nantinya bisa ikut menyumbang nilai devisa ekspor bagi daerah," ujarnya.