Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa gempa bumi magnitudo 5,1 yang mengguncang wilayah Laut Banda, Maluku, Jumat, akibat adanya aktivitas subduksi Laut Banda.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dikonfirmasi di Jakarta, Jumat, mengatakan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,22 derajat Lintang Selatan, 130,59 derajat Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 38 km arah barat laut Wer Maktian, Maluku Tenggara Barat, Maluku, pada kedalaman 116 km.
"Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Laut Banda," katanya.
Ia menambahkan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar-turun (oblique-normal).
"Gempa bumi yang terjadi pada Jumat,13 Januari 2023, pukul 19.44 WIB itu memiliki parameter update dengan magnitudo M4,85," katanya.
Ia menjelaskan, gempa bumi itu berdampak dan dirasakan di daerah Molomaru dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.
Hingga pukul 20.25 WIB, ia menyampaikan, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
Ia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Selain itu, hindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG: Gempa M5,1 di wilayah Laut Banda akibat aktivitas subduksi