Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Presidensi G20 Indonesia menjadi salah satu langkah jitu Indonesia dalam memperluas perannya di kancah global.
Indonesia yang menyelenggarakan puncak perhelatan forum 20 yakni KTT G20 di Nusa Dua, Bali, semakin memperlihatkan bahwa negara itu menganut kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif.
Di tengah kondisi geopolitik yang memanas dan kubu-kubu keberpihakan sejumlah negara, Indonesia menunjukkan tajinya mengingat sejumlah pimpinan negara besar menghadiri KTT G20 itu.
Satu per satu para pimpinan delegasi KTT G20 mulai tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali sejak Sabtu (12/11).
Beberapa tamu negara dan kepala lembaga dunia yang telah tiba hingga Minggu malam antara lain Presiden The Asian Development Bank (ADB) Masatsugu Asakawa, Ketua World Economic Forum Prof Klaus Martin Schwab, Presiden Islamic Development Bank (IsDB) Dr Muhammad Sulaiman Al Jasser, Direktur Jenderal International Labour Organization (ILO) Gilbert F Houngbo, Menteri Luar Negeri Mexico Marcelo Ebrard Casaubon, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, dan Utusan Khusus Perdana Menteri sekaligus Komisaris Tinggi Fiji untuk Selandia Baru Ratu Inoke Kubuabola.
Selanjutnya Presiden AS Joseph R Biden, Presiden Komisi Eropa Ursula von der leyen, Presiden Republik Korea Selatan Yoon Suk Yeol, dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida tiba dengan pesawat VIP.
Dalam cuitan Twitternya @Potus, Biden menjelaskan dalam G20, AS berkomitmen membangun ekonomi yang berkelanjutan.
“Saya menantikan KTT pemimpin G20 dan akan menyoroti komitmen AS untuk bekerja dengan mitra dalam membangun ekonomi dunia yang berkelanjutan dan inklusif,” demikian Biden.
Seusainya turun dari pesawat, Biden melontarkan kekagumannya akan seni budaya Indonesia. “Luar biasa, begitu bagus, indah sekali,” ujar Biden yang diterima oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
Sementara itu, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dalam kunjungannya ke Indonesia akan melakukan sejumlah pertemuan di Bali bersama pengusaha dan juga pertemuan bilateral.
Saat KTT G20 pada 15-16 November, Yoon akan menyampaikan pidato pada sesi kesehatan, energi, dan ketahanan pangan.
Lalu Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga turut menampilkan momen kedatangannya di Bali dalam cuitan Twitter @mfa_russia.
Cuitan itu menampilkan sejumlah gambar seperti saat Lavrov berjalan diiringi oleh Menteri BUMN Erick Thohir, para penari penyambut, dan pasukan penjagaan.
Beberapa pimpinan delegasi dijadwalkan terus akan berdatangan hingga pada Senin (14/11) malam antara lain Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Presiden China Xi Jinping, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, dan Perdana Menteri India Narendra Modi.
Pulau Dewata juga menjadi saksi pertemuan bilateral sejumlah pemimpin negara.
Beberapa kepala negara/pemerintahan yang akan melakukan pertemuan di Bali seperti Presiden AS dengan Presiden Joko Widodo, serta Biden dengan Presiden China Xi Jinping.
Dalam pertemuan bilateral antara RI dan AS, Presiden Jokowi menyampaikan apresiasi atas kehadiran Biden di Bali.
Jokowi menyampaikan KTT G20 diharapkan mencapai kerja sama konkret untuk membantu pemulihan ekonomi dunia.
Indonesia juga menyampaikan sejumlah isu antara lain kerja sama Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) yang menjadi salah satu implementasi konsep ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP).
Sementara itu, dalam keterangan Kedubes AS, Biden menyampaikan pentingnya Kemitraan Strategis Indonesia-AS.
Dia mengapresiasi kepemimpinan Indonesia dalam Presidensi G20 dan mendukung kepemimpinan Indonesia di Indo-Pasifik.
Terkait Keketuaan ASEAN oleh Indonesia pada 2023, Paman Sam menegaskan komitmennya kepada sentralitas ASEAN dan ASEAN Outlook atas Indo-Pasifik.
Selain itu, Presiden Jokowi juga melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese.
Dalam cuitan @albomp, Albanese menjelaskan Indonesia merupakan teman Australia.
Indonesia dan Australia, menurut Albanese, memiliki kesamaan pandangan terhadap perdamaian dan keamanan serta kemakmuran Indo-Pasifik.
Perdana Menteri Jepang Kishida juga melakukan pertemuan bersama Presiden Jokowi pada Senin siang.
Dalam pertemuan itu, Kishida menyampaikan beberapa hal diantaranya penghargaan kepada Jokowi atas perannya dalam Presidensi G20.
Dia menyampaikan Jepang ingin bekerja sama lebih jauh dengan Indonesia baik di tingkat regional maupun global termasuk mewujudkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Hal ini mencerminkan apresiasi terhadap peran Indonesia di kancah global.
Sesuai pandangan Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraan Peringatan HUT ke-77 RI, meningkatnya kepercayaan internasional kepada bangsa ini menjadi kekuatan membangun Indonesia.
Peranan dalam Presidensi G20 pada 2022 dan Keketuaan ASEAN pada 2023 menegaskan Indonesia berada di puncak kepemimpinan global.
Hal itu memberi kesempatan besar kepada negeri ini dalam membangun kerja sama internasional.
Kendati di tengah situasi geopolitik dan ancaman resesi ekonomi, Indonesia tetap berfokus pada tiga isu prioritas yang diangkat dalam Presidensi G20.
G20 sebagai platform multilateral strategis menghubungkan sejumlah negara dengan perekonomian besar dunia yang dimulai sejak 1999.
Presidensi G20 Indonesia mengangkat tema "Recover Together Recover Stronger" dan mengangkat tiga isu prioritas yaitu arsitektur kesehatan, transformasi digital, dan transisi energi berkelanjutan.
Menurut Presiden, kesuksesan penyelenggaraan KTT G20 juga merupakan tanggung jawab kolektif seluruh negara anggota G20.
Harapan dunia begitu besar terhadap G20 dalam menangani pemulihan global.
“Bagi Indonesia, G20 harus dapat menghasilkan kerja sama konkret,” demikian Jokowi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Round up - Apresiasi dunia atas kepemimpinan Indonesia