Kendari (ANTARA) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Sulawesi Tenggara melaksanakan studi banding ke Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Blitar yang mempunyai program-program unggul dalam pengendalian inflasi.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara Doni Septadijaya dalam keterangan tertulisnya di Kendari, Rabu, mengatakan pelaksanaan studi banding TPID se-Sulawesi Tenggara di Jawa Timur untuk memahami lebih lanjut program pengendalian inflasi di daerah tersebut.
"Sebagai upaya akseleratif dalam penanganan inflasi, pada tanggal 2 – 3 November 2022 TPID se-Sulawesi Tenggara melaksanakan studi banding ke TPID Jawa Timur dan Blitar yang mempunyai program-program unggul pengendalian inflasi," katanya.
Ia menilai TPID Jawa Timur mampu memanfaatkan alokasi anggaran pengendalian inflasi bekerja sama dengan BUMD secara efektif, dan TPID Kabupaten Blitar yang berhasil memperoleh TPID Award 2021 sebagai salah satu kabupaten/kota berprestasi melalui program ketahanan pangan pada komoditas telur ayam ras.
Ia menerangkan pada kegiatan tersebut dilakukan kunjungan ke Klaster Telur Ayam Kabupaten Blitar untuk memahami best practice proses bisnis klaster telur ayam dari hulu hingga hilir yang potensial untuk diadopsi di Sulawesi Tenggara.
Dia menyebut sebagai tindak lanjut konkret studi banding dimaksud, setelah pelaksanaan kegiatan dimaksud akan dilaksanakan diskusi terbuka dengan beberapa OPD anggota TPID terkait optimalisasi penggunaan alokasi anggaran oleh pemerintah pusat untuk pengendalian inflasi daerah.
Selain itu diskusi terbuka terkait isu pemenuhan stok komoditas beras dan bawang merah menjelang akhir tahun.
"Melalui berbagai kegiatan tersebut TPID se-Sulawesi Tenggara akan hadir terdepan dalam merespons inflasi daerah melalui berbagai program yang akseleratif dan sinergis," ujar dia.
Ke depan, lanjut dia, dengan komitmen yang dibarengi dengan langkah yang strategis dan inovatif, diharapkan TPID Provinsi Sulawesi Tenggara dapat menjadi salah satu pemenang TPID Award 2022.
Dia menjelaskan, inflasi Sulawesi Tenggara per 1 Oktober 2022 mencapai 6,23 persen (ytd) banyak didorong oleh kenaikan harga komoditas dari komponen administered price atau harga yang diatur pemerintah, seperti bensin dan angkutan udara.
Capaian inflasi dimaksud sudah berada di atas target inflasi tahunan tahun 2022 yang sebesar 3 persen +- 1 persen sehingga perlu menjadi perhatian bersama.
Sementara itu, komponen volatile food saat ini juga mendorong inflasi yang lebih tinggi dengan catatan inflasi sebesar 1,87 persen (ytd), yang didorong oleh komoditas pangan seperti bawang merah dan telur.
Menindaklanjuti sumbangan inflasi administered price yang tinggi, demi menjaga daya beli masyarakat, Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dengan didukung oleh pemerintah pusat melalui berbagai alokasi dana pengendalian inflasi, terus berupaya untuk dapat melakukan realokasi subsidi BBM melalui berbagai bantuan sosial dengan tata kelola yang baik.
Sementara itu, dalam menangani inflasi komponen volatile food diperlukan berbagai upaya pengendalian harga sesuai dengan strategi 4K. Melalui kerangka TPID, Pemprov Sultra beserta Bank Indonesia telah melakukan strategi pengembangan komoditas strategis seperti telur ayam ras dan bawang merah.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: TPID se-Sultra studi banding pengendalian inflasi ke Jawa Timur