Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkan laju kasus harian terkonfirmasi positif COVID-19 di Indonesia meningkat 5.532 kasus, dengan penyumbang terbanyak secara nasional berasal dari DKI Jakarta.
Laporan Satgas Penanganan COVID-19 di Jakarta, Senin, menyebutkan akumulasi kasus konfirmasi positif sejak pandemi terjadi di Indonesia pada Maret 2020 berjumlah 6.267.137 kasus.
Provinsi yang menyumbang laju kasus konfirmasi terbanyak di tingkat nasional adalah DKI Jakarta sebanyak 2.218 kasus, Jawa Barat 1.296 kasus, Banten 695 kasus, Jawa Timur 466 kasus, dan Bali 142 kasus.
Pada kasus aktif, dilaporkan meningkat 685 kasus sehingga total menjadi 52.729 kasus. Jumlah orang yang sembuh dari COVID-19 juga mengalami penambahan sebanyak 4.824 orang sehingga total kesembuhan secara nasional menjadi 6.057.237 orang.
Angka kesembuhan terbanyak secara nasional disumbang oleh DKI Jakarta sebanyak 2.381 orang, Jawa Barat 746 orang, Jawa Timur 483 orang, Banten 363 orang.
Satgas Penanganan COVID-19 juga melaporkan penambahan angka kematian akibat COVID-19 hari ini sebanyak 22 jiwa.
Selain itu terdapat 54.494 orang yang masuk dalam kategori suspek. Hasil tersebut didapat setelah dilakukan pengujian terhadap 123.519 spesimen di jaringan laboratorium di seluruh Indonesia.
Tingkat positif (positivity rate) spesimen harian adalah 9,7 persen dan untuk tingkat positif orang harian adalah 10,15 persen dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 5 persen.*
Vaksinasi
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menyebutkan sebanyak 57.980.364 (57,98 juta) warga Indonesia sudah menerima dosis penguat atau booster vaksin COVID-19, setelah bertambah 235.045 orang pada Kamis.
Menurut data Satgas di Jakarta, Kamis, penerima dosis kedua meningkat 36.155 orang, sehingga totalnya sudah mencapai 170.392.604 (170,39 juta) orang.
Sedangkan capaian pada dosis satu, kini sudah mencapai 202.841.745 (202,84 juta) orang yang sudah menerimanya. Bertambah 28.430 orang dari hari sebelumnya.
Satgas menyatakan sebanyak 234.666.020 orang telah ditetapkan sebagai sasaran pemerintah dalam memperluas cakupan vaksinasi COVID-19, guna mempertahankan antibodi dan mengurangi penularan virus.
Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengemukakan vaksin COVID-19 dosis penguat atau booster pertama menjadi suatu keharusan yang perlu diprioritaskan dan dilakukan masyarakat sebab terbukti meningkatkan kadar antibodi.
Pandu mengatakan serologi survei (serosurvei) antibodi yang dilakukan Kementerian Kesehatan RI dan Tim Pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) menunjukkan kadar antibodi yang dimiliki 98,5 persen penduduk Indonesia meningkat lebih dari empat kali lipat pada Juli 2022, dibandingkan Desember 2021.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengatakan antibodi yang sudah dimiliki masyarakat bukan berarti melindungi diri dari penularan. Pencegahan dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) masih tetap harus dilakukan.
"Harus tetap prokes, dan perlu diingat penduduk dengan dosis vaksin bertambah memiliki kadar antibodi lebih tinggi dibanding penduduk dengan vaksin dosis tetap," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Satgas COVID-19 catat peningkatan angka positif sebanyak 5.532 kasus