Kendari (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi, saat memimpin rapat persiapan penyelenggaraan Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) Summit Wakatobi 2022 mengatakan bahwa Kabupaten Waktobi layak menjadi destinasi wisata selain Bali.
Dalam rapat tersebut seperti dalam rilis yang diterima dari Kominfo Sultra, Senin, Gubernur mengungkapkan bahwa terpilihnya Wakatabi sebagai tuan rumah penyelenggaraan GTRA Summit tidak terlepas dari gagasan Presiden bahwa perlu ada destinasi wisata alternatif untuk mengisi kejenuhan kepariwisataan di Bali.
Oleh karena itu, kata Gubernur, pihaknya harus benar-benar memanfaatkan peluang ini untuk meyakinkan semua stakeholder yang ada bahwa Wakatobi layak untuk menjadi destinasi wisata alternatif selain Bali.
Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi memimpin rapat persiapan penyelenggaraan Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) Summit Wakatobi 2022 di Rumah Jabatan Gubernur, Kendari, Minggu (29/5) malam. Rapat persiapan ini digelar untuk memantapkan persiapan dalam menyukseskan kegiatan yang akan dihadiri Presiden Joko Widodo.
Sejumlah hal teknis terkait rangkaian kegiatan GTRA Summit dibicarakan. Dalam rangkaian kegiatan itu, Presiden juga akan melaksanakan sejumlah kegiatan antara lain pemberian bantuan, penyerahan sertifikat tanah, dan peresmian pelabuhan fery.
Kegiatan yang akan berlangsung pada tanggal 8–10 Juni 2022 tersebut, rencananya akan diisi pula dengan kegiatan pameran produk UMKM dengan menghadirkan produk-produk unggulan Sultra.
Sejumlah menteri dijadwalkan hadir mendampingi Presiden, yakni Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan A Djalil selaku penyelenggara di tingkat pemerintah pusat, Menteri Bidang Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto, dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
Selanjutnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sitti Nurbaya Bakar, Menteri ESDM Arifin Tasrif, dan Menteri Pariwisata dan Ekraf Sandiaga Uno.
GTRA Summit merupakan pertemuan lembaga negara dan kementerian terkait, pemerintah daerah, asosiasi, civil social organization (CSO), serta organisasi lainnya yang tergabung dalam GTRA. Kegiatan di tahun 2022 ini merupakan penyelenggaraan GTRA Summit pertama.
GTRA Summit 2022 diharapkan dapat menciptakan keselarasan pelaksanaan teknis antara tata ruang dengan penataan aset (kawasan hutan, izin, dan/atau ha katas tanah), serta penataan akses khususnya bagi masyarakat hukum adat, masyarakat lokal, dan masyarakat tradisional di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Hal ini merupakan perwujudan dari pelaksanaan UU Cipta Kerja berikut peraturan turunannya.
GTRA bertujuan untuk mewujudkan dan mengoperasionalkan kelembagaan payung penopang Program Reforma Agraria agar secara efektif mampu mendorong percepatan pencapaian target-target nasional, baik yang terkait dengan penataan aset/asset reform (legalisasi dan redistribusi lahan), maupun penataan akses/access reform (pemberdayaan masyarakat dan peningkatan produktivitas tanah).
Tema GTRA Summit Wakatobi 2022 adalah "Menuju Puncak Presidensi G20: Pemulihan Ekonomi yang Inklusif dan Berwawasan Lingkungan melalui Reforma Agraria, Harmonisasi Tata Ruang, dan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Kepulauan".
Dari tema tersebut, dibagi menjadi tiga sub tema, yakni “Kapasitas Hukum Hak Atas Tanah Masyarakat dan Perizinan Berusaha”, “Penataan Aset di Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil dan Pulau-Pulau Kecil Terluar”, dan “Penataan Akses Masyarakat Hukum Adat, Tradisional dan Lokal di Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil.”
Sebelum acara puncak di Wakatobi, sejumlah kegiatan yang dikemas dengan nama Road to Wakatobi, yang merupakan kegiatan-kegiatan terkait reforma agraria yang diselenggarakan menuju acara GTRA Summit 2022, digelar.
Kegiatan-kegiatan ini diselenggarakan oleh berbagai kementerian, lembaga negara, asosiasi, CSO, dan organisasi lainnya. Setidaknya, hingga 23 Mei 2022, tercatat 23 kegiatan Road To Wakatobi yang telah digelar.