Jakarta (ANTARA) - Melanie Subono berharap perayaan Hari Kartini tak hanya sekadar menggunakan busana kebaya, namun perempuan lebih bisa memaknainya dengan saling menghargai dan menghormati sesama kaumnya.
"Harapan saya sebelum perempuan mengharapkan orang lain atau kaum pria menghargai, menghormati dan respek terhadap perempuan, perempuannya sendiri dulu yang harus respek dan perempuan harus menolong sesama perempuan," ujar Melanie kepada ANTARA pada Jumat.
Melanie mengatakan perjuangan perempuan masa kini berbeda dengan RA Kartini. Namun perjuangannya dalam membuka jalan bagi pendidikan yang setara dan kebebasan mengutarakan pemikiran bagi perempuan harus terus dilanjutkan.
Akan tetapi, perjuangan terpenting bagi seorang perempuan adalah dengan bisa menghargai dan memberi rasa hormat kepada sesama kaumnya, bukan malah saling menjatuhkan.
Pelantun "Bebas Merdeka" ini juga mengungkapkan bahwa perempuan memiliki banyak tantangan khususnya setelah mendapat kebebasan untuk bersuara dan mengemukakan pendapat.
"Kita benar-benar disorot sekarang, dalam arti orang nunggu kita bikin salah. Sama kayak orang tatoan, enggak ada yang nunggu siapa salah, tapi kayak 'Tuh kan, tatoan sih'," kata Melanie.
"Perempuan juga gitu, asal bikin salah dikit langsung kayak 'Tuh gue bilang juga apa, perempuan itu enggak bisa'. Jadi pertanggungjawaban kita yang berat," lanjutnya.
Sebagai rocker perempuan, Melanie pernah dipandang sebelah mata. Belum lagi, ruang tunggu panggung yang tidak menyediakan tempat berganti pakaian yang layak lantaran musik rock dianggap bukan untuk perempuan.
"Penyanyi solo, rocker cewek apalagi berbicara di ranah kritis, siapa? Enggak ada masih gue doang, karena itu dianggap dunia laki-laki. Sering kok di mana akhirnya backstage enggak disediain tempat yang proper untuk perempuan, hal-hal kayak gitu banyak kok," ujarnya.