Jakarta (ANTARA) - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI melaporkan aset konsolidasi pada 2021 mencapai Rp1.678,1 triliun atau tumbuh 4,23 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy).
"Ini total aset BRI Group di mana sudah mencakup PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang efektif transaksinya mulai September 2021," ujar Direktur BRI Sunarso dalam konferensi pers Laporan Kinerja Keuangan Triwulan IV Tahun 2021 di Jakarta, Kamis.
Selain itu, tercatat pula kredit/pembiayaan BRI Group yang telah menembus Rp1.000 triliun, tepatnya Rp1.042,87 triliun.
Sunarso memerinci segmen mikro tercatat mendominasi penyaluran kredit dan pembiayaan BRI Group dengan nominal sebesar Rp483,89 triliun, segmen kecil dan menengah sebesar Rp240,35 triliun, segmen korporasi sebesar Rp168,27 triliun, dan segmen konsumer sebesar Rp150,35 triliun.
Dengan demikian, proporsi kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) BRI secara konsolidasi terus membaik, sehingga mencapai 83,86 persen dari total kredit pada tahun lalu.
"Ini akan terus kami tingkatkan porsi kredit UMKM, yang pada akhirnya kami ingin pada tahun 2024 itu mencapai 85 persen dari total portofolio kredit," ungkap dia.
Kemampuan BRI Group dalam menyalurkan kredit dan pembiayaan, menurut dia, juga didukung dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat, tercermin dari loan to deposit ratio (LDR) mencapai 83,53 persen, dengan capital adequacy ratio (CAR) 27,25 persen.
Likuiditas BRI Group yang memadai tak terlepas dari pengumpulan dana pihak ketiga (DPK) secara total Rp1.138,74 triliun pada akhir Desember 2021, yang didominasi tabungan sebesar Rp497,68 triliun, giro Rp220,59 triliun, dan deposito Rp420,48 triliun.
Fokus BRI mengakselerasi kemampuan dalam menghimpun dana murah membuat rasio current account saving account (CASA) meningkat menjadi 63,08 persen pada akhir Desember 2021, angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar 59,66 persen.
"Keberhasilan BRI dalam memperbaiki struktur pendanaan membuat beban bunga BRI turun sebesar 25,54 persen (yoy). Ke depan, BRI pun akan terus mendorong peningkatan dana murah sebagai sumber pendanaan," ujar Suharso.