Kota Palu (ANTARA) - Operasi bersandi Madago Raya berhasil menangkap lima orang teroris Poso yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso serta 11 orang yang merupakan kurir serta simpatisan teroris Poso sepanjang 2021.
Kelima teroris tersebut, yakni Ali Kalora sebagai pemimpin DPO MIT Poso, Ikrima, Qatar, Rukli, dan Abu Alim.
"Kelima DPO tersebut meninggal dunia dan salah satunya adalah pemimpin MIT Poso, Ali Kalora alias Ali Ahmad," jelas Kapolda Sulteng Irjen Pol Rudy Sufahriadi dalam rilis akhir tahun 2021 di Kota Palu, Jumat.
Dalam rilis tersebut, pemberantasan terorisme masuk dalam kasus menonjol yang ditangani oleh Polda Sulteng pada 2021.
"Yang menonjol berikutnya adalah penanggulangan terorisme, dalam operasi Madago Raya," jelas Rudy.
Selain DPO dan simpatisanya, satgas juga menyita barang bukti sejumlah 1.128 buah yang terdiri dari senjata api, amunisi, bom, detonator, dan bahan baku peledak tinggi.
Rudy Sufahriadi mengatakan hingga saat ini satgas masih melakukan pengejaran terhadap sisa kelompok teroris tersebut. Operasi juga akan diperpanjang pada tahun 2022.
Diketahui DPO teroris Poso saat ini berjumlah empat orang, keempatnya adalah Ahmad Gazali, Askar, Suardin dan Nae alias Galuh.
"Ini adalah keberhasilan luar biasa, setelah kejar kejar bisa berhasil. Apalagi yang didapat pemimpinnya, yaitu Ali Kalora," terangnya.
Menurut mantan Kapolda Jawa Barat ini, operasi pengejaran terhadap sisa empat orang DPO MIT Poso juga akan dievaluasi.
"Sebelum kita lakukan penindakan ternyata mereka komunikasi. Bayangkan saja, berarti mereka tau persis yang menindak siapa, artinya mereka tau dengan apa yang kita lakukan. Untuk itu, kita perlu melakukan evaluasi dalam kegiatan, saya yang mengatur strateginya, papar Rudy.
Data Polda Sulteng, pada operasi Madago Raya tahap empat, melibatkan 1.357 personil, yang terbagi atas 1.089 anggota Polri dan 267 anggota TNI.