Kendari (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tenggara (Sultra) minta semua instansi khususnya instansi vertikal untuk mengantisipasi fenomena alam La Nina, yang diprediksi akan terjadi pada bulan Desember 2021 hingga memasuki tahun baru 2022.
Ketua DPRD Sultra, H.Abdurrahman Saleh pada rapat teknis yang melibatkan beberapa instansi seperti Balai Wilayah Sungai, Balai Jalan dan Jembatan serta Dinas PU Perumahan dan Bina Marga Sultra untuk memberikan masukan sekaligus kesiapsiagaan menghadapi pramusim hujan dan pasca bila terjadi bencana banjir dan tanah longsor di beberapa daerah di Sultra yang sudah menjadi langganan setiap datang hujan deras.
"Sengaja kami undang para instansi teknis di gedung DPRD ini tidak lain untuk memberikan masukan, terkait kesiapan sarana yang dimiliki bila terjadi bencana alam di daerah kita ini," ujarnya di Kendari, Selasa.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Sultra itu mengatakan, beberapa daerah di Sultra yang setiap datang musim hujan berkepanjangan pasti terjadi banjir, menyebabkan kerugian bagi masyarakat karena hasil pertanian dan perkebunan mereka terendam dan rusak.
"Daerah rawan bencana hidrometeorologi untuk meningkatkan kewaspadaan dan langka mitigasi menghadapi fenomena La Nina yang diprediksi dari BMKG akan berlangsung akhir Desemeber 2021 hingga Januari 2022," ujar Rahaman Saleh.
Pada level daerah kabupaten kota di Sultra yang sering terjadi banjir adalah meluapnya Sungai Wanggu di Kecamatan Baruga Kota Kendari. banjir di Konawe Utara dan meluapnya sungai Konaweha. Banjir dan meluapnya sungai Laeya Konawe Selatan, banjir di beberapa titik sungai di Buton Utara dan tanah longsor dan banjir di Kolaka Utara.
Kepala Balai Wilayah Sungai Wilayah IV Sulawesi Agus Safari, ST,MT mengatakan, sesuai kewenangan yang ditangani, pihaknya telah melakukan pembangunan proyek penanggulangan banjir dan kolam retensi yang mereduksi banjir hingga sekelilingnya mungkin.
"Kalau sebelumnya, setiap datang hujan sungai Wanggu di Baruga meluap hingga merendam rumah warga, setelah adanya waduk atau kolam retensi yang sudah difungsikan maka bisa mereduksi banjir 60-75 persen," ujarnya.
Saat ini juga, pihak BWS Wilayah IV Sulawesi telah mendesain sistem pengendalian banjir di Kota Kendari yang diberi nama 'desain drainase utama pengendali banjir, yang secara teknis akan menjadikan sungai-sungai yang ada di kota Kendari menyatu dan melempar ke satu sungai induk.
Sementara itu Kadis PU dan Perumahan dan Pemukiman Sultra, Muhammad Nurjaya dalam keterangan terpisah mengatakan, dalam mengantisipasi fenomena La Nina pemerintah Sultra telah melakukan kordinasi dengan semua intansi terkait kesiap-siagaan alat berat yang ditempatkan pada beberapa titik yang dinilai mudah dijangkau jika terjadi bencana.