Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa vaksinasi COVID-19 dosis ketiga atau vaksin booster untuk lansia dapat melindungi mereka dari COVID-19 varian terbaru, seperti varian Delta yang lebih ganas.
“Varian Delta itu sudah ada turunannya yang bahkan sampai 70 jenis. Ini akan berdampak terhadap efikasi vaksin sehingga perlu vaksin tambahan untuk perkuat imun atau antibodi yang sudah kita bentuk sebelumnya dari vaksin dosis pertama dan kedua,” kata Nadia dalam Forum Merdeka Barat yang diikuti di Jakarta, Kamis.
Kementerian Kesehatan, menurutnya, akan memprioritaskan lansia untuk mendapatkan vaksin COVID-19 dosis ketiga yang menurut Menteri Kesehatan akan mulai disuntikkan tahun 2022.
Hanya saja, saat ini pemerintah masih memiliki ‘pekerjaan rumah’ untuk memvaksinasi sekitar 60 persen lansia target vaksinasi COVID-19 yang belum divaksin dosis pertama.
“Mereka harus kita cari, harus betul-betul kita yakinkan. Mereka harus benar-benar diedukasi dan dimotivasi sehingga mau divaksin,” kata Nadia.
Pasalnya, untuk keluar dari pandemi COVID-19, masyarakat harus bersama-sama menciptakan kekebalan komunal yang hanya dapat dibentuk apabila 208,26 juta masyarakat telah diberi vaksin COVID-19.
Dalam kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Dirga Sakti Rambo mengatakan bahwa kebijakan vaksin COVID-19 dosis ketiga untuk lansia diambil pemerintah sudah didukung oleh data yang lengkap.
“Data tersebut menyatakan bahwa kekebalan kita akan berkurang seiring dengan waktu. Dengan booster atau suntikan tambahan, diharapkan antibodi akan meningkat sehingga proteksinya tetap optimal,” ucapnya.
Menurutnya, setidaknya 50 persen dari masyarakat target vaksin COVID-19 mesti sudah menerima dosis lengkap baru vaksin booster bisa disuntikan. Dengan penyuntikkan vaksin booster yang hanya tinggal menunggu waktu yang pas, diharapkan kekebalan komunitas dapat tercapai.
“Jadi kita tingkatkan dulu cakupan vaksinasi secara keseluruhan, setelah itu kita beri booster yang secara ilmiah merupakan keniscayaan untuk meningkatkan perlindungan kita,” ucapnya.