Taipei (ANTARA) - Angkatan Udara Taiwan mengandangkan armada pesawat tempur F-16 setelah kehilangan satu jet tempur dalam misi latihan, kata Pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen pada Rabu--menjadi kasus kedua dalam waktu kurang dari sebulan, di tengah misi menghalau pesawat China.
Pada Selasa (17/11) malam, Angkatan Udara Taiwan menyatakan bahwa satu unit F-16 milik mereka hilang, sesaat setelah terbang dari pangkalan udara Hualien di wilayah pesisir timur, dalam misi latihan rutin.
Kasus ini menyusul kecelakaan akhir Oktober lalu pada jet F-5, yang pertama kali bergabung dengan pasukan Taiwan di tahun 1970-an.
Kepada wartawan, Tsai menyebut angkatan udara telah mengandangkan armada F-16 untuk melakukan pemeriksaan.
"Saya telah meminta kementerian pertahanan untuk tidak lengah sedikit pun dalam hal pertahanan dan kesiapan tempur demi menjamin keamanan nasional," kata Tsai.
Kantor Urusan Pertahanan Taiwan meminta media tidak berspekulasi atas apa yang terjadi pada F-16, dan menambahkan bahwa misi militer udara harus tetap berjalan, mengingat terdapat ancaman yang terus diterima dari China.
"Untuk merespons situasi yang semakin parah di Selat Taiwan, pihak militer terus memperkuat latihan kesiapan tempur demi menjamin keamanan nasional," kata kantor pertahanan.
Hilangnya F-16 yang baru terjadi itu merupakan kecelakaan militer Taiwan keempat pada tahun 2020. Januari lalu, pejabat militer Taiwan menjadi satu dari delapan korban yang terbunuh dalam kecelakaan helikopter yang terbang untuk meninjau prajurit.
Walaupun Angkatan Udara Taiwan telah terlatih dan memiliki peralatan canggih yang kebanyakan berasal dari Amerika Serikat (AS), pasukan China masih lebih unggul.
Pemerintah pusat China menganggap Taiwan adalah wilayah bagian negaranya, dan menyebut tidak ragu menggunakan kekuatan militer untuk membuat Taiwan di bawah kendalinya.
Bulan lalu, pejabat pertahanan Taiwan mengatakan hampir 900 juta dolar AS (sekitar Rp12,6 triliun) dikeluarkan oleh Taiwan pada tahun ini untuk memperkuat angkatan udara melawan serangan China.
Tahun lalu, AS menyetujui penjualan jet tempur F-16 buatannya senilai 8 miliar dolar AS (sekitar Rp112,8 triliun) untuk Taiwan. Perjanjian dagang ini akan membuat Taiwan memiliki lebih dari 200 unit armada F-16--yang terbesar di Asia.
Sumber: Reuters