Jakarta (ANTARA) - Masker kini menjadi salah satu benda wajib untuk menurunkan risiko Anda terkena COVID-19, jika dikombinasikan dengan protokol kesehatan lain yakni mencuci tangan lalu menjaga jarak dari orang lain dan tidak berkerumun.
Tak hanya di luar ruangan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga merekomendasikan Anda tetap mengenakan masker ketika berada di dalam ruangan sembari memastikan ruangan tempat Anda berdiam memiliki ventilasi yang baik.
Ruangan dengan ventilasi yang buruk ditambah Anda tak mengenakan masker saat berada di dalamnya, menempatkan Anda pada risiko terkena COVID-19 seperti yang terjadi pada orang-orang di salah satu kedai kopi ternama di Korea Selatan beberapa waktu lalu.
Mengenai jenis masker sendiri, saat ini ada berbagai pilihan untuk Anda dengan sejumlah aturan khusus mencakup cara perlakuan dan pemakainya.
Masker kain misalnya, digunakan pada Anda yang bukan dalam kelompok risiko tertentu. Sementara medis atau bedah dikhususkan untuk mereka yang berusia lebih dari 60 tahun, memiliki kondisi medis yang mendasari seperti diabetes, penyakit jantung koroner, hipertensi, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan lainnya, merasa tidak enak badan dan sedang merawat anggota keluarga yang sakit.
Jenis masker lainnya, yakni FFP2, FFP3, N95, N99 dikhususkan untuk petugas kesehatan sebagai alat pelindung diri saat berhubungan dengan pasien yang diduga atau terkonfirmasi COVID-19. Masker ini harus digunakan dalam prosedur yang menghasilkan aerosol.
Lalu bagaimana memakai masker bedah dan kain secara aman?
Masker non-medis atau kain
Pakar kesehatan merekomendasikan masker kain dengan tiga lapis bahan sintetis tanpa tenun dan diatur agar lapisan filtrasi berada di tengah.
Hal ini didukung studi, salah satunya dari Universitas Illinois yang menemukan, tiga lapis kain 100 persen katun sama protektifnya seperti masker bedah atau medis.
Badan Standardisasi Nasional (BSN) menyarankan lapisan kain bisa terdiri dari katun dengan dua lapisan chiffon mengandung polyester-spandex untuk menyaring 80-90 persen partikel.
Di sisi lain, praktisi klinis sekaligus relawan COVID-19, dr. Muhamad Fajri Adda'i merujuk studi merekomendasikan cotton cult sebagai karena memiliki kerapatan 180 benang per inci dengan ketebalan 0,5 cm.
"Cotton cult paling bagus untuk menyaring partikel besar dan lebih kecil," kata dia yang tergabung dalam Junior Doctor Network Indonesia beberapa waktu yang lalu.
Efektivitas masker kain yang sesuai standar untuk melindungi Anda dan orang di sekitar Anda dari COVID-19 juga terkait cara pakai secara benar, lalu penerapan jaga jarak satu meter satu sama lain, perilaku mencuci tangan rutin dan tindakan tidak memegang wajah dan masker sebelum mencuci tangan.
Sebelum memakai masker, WHO merekomendasikan Anda mencuci tangan dulu, lalu memeriksa kondisi masker apa ada yang rusak atau tidak. Hindari mengenakan masker dengan tali yang longgar. Setelahnya, pakai masker menutupi hidung dan mulut tanpa memberi celah pada sisi-sisinya.
Jika Anda pengguna kacamata, sebaiknya temukan masker yang bisa menutupi hidung dan mulut serta memungkinkan tidak membuat kacamata berembun.
Khusus untuk anak, sebisa mungkin temukan masker yang pas atau dibuat khusus untuk mereka. Jika tidak ada, pastikan masker yang mereka pakai pas menutupi hidung dan mulutnya hingga ke dagu. Anak di bawah usia dua tahun tak direkomendasikan mengenakan masker.
Selama mengenakan masker sebisa mungkin hindari menyentuhnya, memakainya di bawah hidung, melepas masker saat ada orang berjarak satu meter dari Anda dan mengenakan masker yang membuat Anda sulit bernapas.
Saat ingin melepasnya, bersihkan tangan dulu, lalu lepas masker dengan memegang talinya di belakang telinga atau kepala, lipat bagian masker dengan sisi luar di dalam. Kemudian, jauhkan masker dari wajah dan taruh di wadah bersih dan kering semisal kantung kain.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengingatkan Anda, tidak menaruh masker di kening, hanya menutupi hidung saja, menggantung masker di telinga atau lengan, memakai masker yang kotor dan berbagi masker dengan orang lain.
Ketika Anda bepergian, dokter pernah menyarankan Anda menyiapkan setidaknya dua wadah masker. Satu wadah untuk menyimpan masker bersih, sementara yang sisanya untuk masker setelah dipakai.
Ingatlah untuk mencuci tangan setelah menyentuh masker dan jangan lupa cuci masker setiap hari menggunakan sabun atau deterjen dan disarankan menggunakan air panas.
Belakangan ini, dokter di Indonesia termasuk Satuan Tugas Penanganan COVID-19 melarang Anda mengenakan masker scuba atau buff karena tipis dan terdiri dari satu lapisan kain.
Fajri mengatakan, dari sisi bahan, masker scuba terbuat dari neoprene yang cenderung elastis sehingga jika ditarik maka pori-pori masker akan membesar.
Masker medis
Masker medis saja tidak cukup untuk melindungi Anda dari COVID-19. Sama seperti masker kain, Anda tetap harus menerapkan jaga jarak satu meter dan rutin mencuci tangan termasuk sebelum menyentuh masker dan setelahnya.
Di sisi lain, Anda harus memeriksa kondisi masker sebelum dipakai terutama lubang dan ada bagian yang basah. Jika kondisi masker sudah berlubang atau basah, sebaiknya jangan pakai masker itu.
Setelah masker Anda pastikan layak pakai, temukan bagian atasnya yang cirinya ada bagian keras atau kaku lalu pakai masker menutupi hidung dan mulut Anda dengan bagian kaku (di bagian atas masker) tepat berada di sisi atas hidung Anda. Pastikan tidak ada celah di sisi-sisi masker terutama bagian samping.
Hindari menyentuh masker dan saat akan melepasnya, mulailah dari bagian belakang lalu segera jauhkan dari Anda dan buang di tempat pembuangan sampah dan cuci tangan setelahnya.
Sama seperti masker kain, jangan memakai masker bedah hanya di bagian atas mulut atau bawah hidung, masker dengan tali longgar, menyentuh bagian depan masker.
Selain itu, jangan menurunkan atau malah melepas masker saat Anda berbicara dengan orang lain atau melakukan sesuatu yang akhirnya membuat Anda menyentuh masker.
WHO mengingatkan Anda untuk tidak meninggalkan masker bedah sembarangan sehingga memungkinkan dipakai orang lain dan mengenakan kembali masker misalnya dua hari berturut-turut.