Kendari (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tenggara (Sultra) menilai bahwa pengetahuan masyarakat Sultra terkait uang palsu semakin meningkat.
"Hingga hari ini 31 Mei 2020, kami belum menemukan uang palsu masuk ke bank," kata Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Sultra, Surya Alamsyah, di Kendari, Ahad.
Surya juga menjelaskan bahwa biasanya pihaknya menerima uang palsu dari perbankan-perbankan yang ada di Sulawesi Tenggara, namun hingga saat ini ia menyampaikan belum menemukan adanya uang palsu yang beredar di wilayah Sultra.
"Ini memang kami tidak temukan, dibanding tahun lalu. Dengan edukasi yang semakin baik dan juga pengetahuan masyarakat yang sudah meningkat sehingga uang yang tidak asli ini bisa semakin ditekan peredarannya," ungkapnya.
Selain itu, Surya menjelaskan bahwa biasanya peredaran uang palsu tidak langsung masuk ke Bank Indonesia, namun melalui perbankan perbankan yang ada di Sultra melalui nasabahnya.
"Biasanya uang palsu tersebut kami peroleh dari perbankan, tapi hingga saat ini tidak ada perbankan yang menerima ataupun memperoleh uang palsu dari nasabahnya," tuturnya.
Meskipun demikian, ia tetap berharap tidak menemukan lagi peredaran uang palsu. Selain itu ia juga berharap bahwa pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang membedakan uang asli dan uang palsu semakin meningkat sehingga mencegah peredaran penggunaan uang palsu di tengah-tengah masyarakat.
Untuk diketahui, pada Februari 2020, Kantor Perwakilan BI Sultra telah musnahkan 340 lembar uang palsu yang beredar di daerah itu, dan denominasi uang palsu terbanyak yaitu pecahan Rp100 ribu.