Jakarta (ANTARA) - Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah Wahyu Avianto mengaku optimistis pihaknya kuat dalam menghadapi dampak pandemi COVID-19 yang berpotensi menimpa perusahaan pada kuartal-kuartal ke depan.
Wahyu mengatakan hal tersebut dilatarbelakangi oleh dampak pandemi COVID-19 terhadap BNI Syariah yang hingga saat ini masih pada level ringan dan sedang dilihat dari hasil skenario stress test.
“Sampai saat ini kalau kita lihat kondisinya masih ringan dan sedang terkait dampak COVID-19 terhadap BNI Syariah,” katanya dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis.
Wahyu menuturkan pihaknya telah melakukan beberapa skenario stress test dampak pandemi COVID-19 terhadap perusahaan baik dari sisi portofolio pembiayaan, surat berharga, maupun DPK.
“Kita sudah membuat simulasi untuk skenario ringan, sedang, dan berat,” ujarnya.
Ia memperkirakan untuk Noan Performing Finance (NPF) pada BNI Syariah dapat di bawah 4 persen serta perusahaan juga masih mampu mencetak laba meskipun tidak sesuai target.
“Untuk laba walaupun pastinya tidak akan mencapai target yang sudah kita rencanakan tapi setidaknya masih menghasilkan keuntungan yang cukup terhadap perusahaan,” ujarnya.
Di sisi lain, Wahyu mengatakan pihaknya juga tidak memungkiri bahwa ke depan dampak wabah COVID-19 pasti terjadi yaitu diprediksi akan mempengaruhi dari sisi kredit dan pembiayaan.
“Kalau kita lihat secara risiko likuiditas Insya Allah BNI Syariah masih kuat. Demikian juga dari sisi risiko pasar tapi mungkin kita akan terkena dampak pada risiko kredit atau risiko pembiayaan,” katanya.
Wahyu menyatakan dalamnya dampak COVID-19 terhadap perbankan akan sangat bergantung pada lamanya wabah tersebut sehingga ia berharap pandemi cepat selesai sehingga masyarakat dapat beraktivitas normal kembali.
“Ini yang mungkin gambaran stress test dari BNI Syariah tapi kalau secara detil kita belum bisa menyampaikan,” ujarnya.