Jakarta (ANTARA) - Terlibat dalam film berjudul "Guru-Guru Gokil" membuat para pemerannya ikut mengenang sosok guru yang dianggap cukup "gokil" semasa sekolah. Bagi Asri Welas, seniman Guruh Soekarnoputra merupakan sosok "guru gokil"-nya.
"Ada guru di luar sekolah yang gokil banget. Aku punya guru nari namanya Guruh Soekarnoputra," ungkap Asri melalui konferensi virtual "Guru-Guru Gokil Audio Series", Senin.
Asri, yang kala itu masih berusia belasan tahun, telah tergabung di grup kesenian milik Guruh bernama GSP Production (Gencar Semarak Perkasa), untuk belajar menari tarian Indonesia.
Ia bercerita bahwa saat itu, dirinya pernah berlatih menari selama 12 jam, dan hal itu merupakan kenangan yang tak terlupakan olehnya.
"Ketika itu, satu hari kita harus nari 12 jam. Selesai sekolah, saya harus langsung latihan 6 jam sampai maghrib, istirahat, lalu berlanjut sampai jam 2 dan pulang," kenang Asri.
Tak hanya berperan sebagai guru "gokil", Asri melihat Guruh sebagai seseorang yang mampu menumbuhkan rasa cinta untuk tarian dan budaya Indonesia sejak kecil.
"Banyak hal yang aku pelajari seperti budaya Indonesia, mulai dari sanggul, kain, dan beliau (Guruh) sangat berarti banget karena bikin aku sayang banget sama Indonesia," kata aktris sekaligus penyiar radio itu.
Sementara itu, para pemeran lainnya yaitu Dian Sastrowardoyo dan Gading Marten mengenang sosok guru "gokil" dengan guru-guru mereka semasa sekolah.
Bagi Dian, guru "gokil" adalah guru yang bisa mendorong kreativitas anak didiknya.
"Aku melhat guru yang gokil itu yang berbeda dengan guru lain, dan ujungnya guru itu punya impact yang besar buat kita. Kita selalu ditantang untuk selalu kreatif, sehingga pas lagi kuliah, kita lebih berani untuk berkarya,"kata Dian.
Sepakat dengan Dian, Gading menambahkan, "Gokil dalam arti kata asik, lebih ke beda cara mengajar. Ada guru semasa SMP gue yang mau bantu muridnya dengan cara dia, di luar jam pelajaran buat sharing."