Kendari (ANTARA) - Pengurus Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Tenggara mencatat ribuan karyawan hotel dan restoran dirumahkan dan menjalani Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebagai dampak wabah Virus Corona baru atau COVID-19.
Sekretaris Umum PHRI Sulawesi Tenggara (Sultra) Eko Dwisasono di Kendari, Minggu, mengatakan 1.116 orang pekerja industri perhotelan dan restoran dirumahkan sebagai dampak Virus Corona.
"Merumahkan karyawan atau pun memutuskan hubungan kerja adalah pilihan pahit bagi manajemen hotel tetapi terpaksa karena kondisi keuangan perusahaan yang tidak mendukung," kata Eko.
Krisis yang melanda sektor industri perhotelan dan restoran, kata dia, harus diterima karena pandemi COVID-19 dirasakan di seluruh belahan dunia.
"Kita tidak mempersalahkan siapa-siapa, tetapi pemerintah sesuai tingkatan diharapkan mengambil langka-langka antisipasi sehubungan dengan ledakan pengangguran," katanya.
Potensi ledakan pengangguran akibat Virus Corona, menurut dia, memerlukan perhatian karena mengancam stabilitas negara.
"Kalau orang-orang sudah kesulitan ekonomi. Makan susah dan kemana-mana sulit maka hura hara di depan mata. Inilah yang harus diantisipasi secara bersama-sama," katanya.
Lebih jauh ia mengatakan pandemi COVID-19 menggerus omzet bisnis perhotelan di Kota Kendari hingga zero.
"Kalau kapasitas 100 kamar dan yang terisi hanya 5 kamar, 2 kamar, bahkan banyak hotel kosong pengunjung berarti nol," ujarnya.
Data PHRI Sultra menyebutkan hotel bintang dan nonbintang di Kota Kendari sebanyak 130 unit, terdiri dari hotel bintang 30 dan 100-an hotel nonbintang. Dari jumlah tersebut, kata Eko yang juga pemilik Hotel Cendana, tersedia 3.100 kamar dan 6.000 tempat tidur. Sedangkan karyawan yang menggantungkan hidup dari bisnis perhotelan tersebut sekitar 2.000 orang.