Jakarta (ANTARA) - Apa yang gagal dicapai Neymar, berhasil diwujudkan oleh Antoine Griezmann, Mauro Icardi, Harry Maguire dan Romelu Lukaku pada tahun 2019.
Empat nama itu sebaiknya dihubungi Neymar supaya bisa dimintai tips bagaimana cara memaksa sebuah klub menjual dirinya ke klub lain.
Berikut adalah ulasan lanjutan sembilan dari 19 transfer terheboh menurut ANTARA beserta takaran kesuksesannya (diurutkan berdasar kronologi kesepakatan):
11. Antoine Griezmann (Barcelona)
Drama mewarnai transfer kepindahan Griezmann dari Atletico ke Barcelona yang diresmikan 12 Juli. Kepindahan Griezmann ke Barcelona cukup ironis sebab semusim sebelumnya ia menolak mentah-mentah Las Blaugranas.
Peraih medali juara dunia 2018 bersama Prancis itu kemudian mengeluarkan video perpisahan yang kemudian dihapus dan Atletico mengunggah lagi video versi mereka pada pertengahan Mei 2019.
Bahkan setelah resmi hijrah ke Barcelona dengan banderol 120 juta euro, transfer Griezmann masih memiliki buntut sebab Atletico menuduh rivalnya mendekati si pemain sebelum ada kesepakatan.
Atletico melayangkan gugatan ke federasi sepak bola Spanyol (RFEF), tapi Barcelona cuma diwajibkan membayar denda 300 euro setelah terbukti bersalah.
Griezmann sejauh ini sudah mencetak delapan gol dalam 23 penampilan untuk Barcelona, tetapi dalam banyak kesempatan kerap mengungkapkan ia belum kerasan dan satu frekuensi dengan rekan-rekannya di lini depan Lionel Messi dan Luis Suarez.
Selanjutnya: De Ligt & Gueye
12. Matthijs de Ligt (Juventus)
Junior sealmamater De Jong di Ajax ini menjadi remaja lain yang jadi buruan kubu-kubu elit se-Eropa. Juventus keluar menjadi pemenang dalam perburuan itu bermodalkan 75 juta euro ditambah 10,5 juta euro yang dibayar melalui lima kali cicilan ke Ajax demi mendaratkan De Ligt ke Italia pada 18 Juli.
Ronaldo sempat disebut-sebut jadi "agen" yang memuluskan kepindahan De Ligt ke Juventus, saat mengajaknya bergabung lewat sebuah bisikan maut ketika Portugal mengalahkan Belanda di final edisi inagurasi UEFA Nations League.
Setelah tiba di Juventus, De Ligt butuh banyak waktu untuk beradaptasi dengan iklim sepak bola Italia. Hal itu terlihat dari jomplangnya statistik De Ligt di Serie A dan Liga Champions. Di Champions De Ligt sukses merebut bola dari 80 persen tekel yang dilakukannya dan angka itu jatuh hanya menjadi 50 persen di Serie A.
Namun, pada 3 November De Ligt menjadi pencetak gol tunggal untuk membawa Juventus memenangi Derby della Mole atas Torino.
Hal itu jelas menjadi sinyal bahwa Juventus perlu bersabar kepada pemain berusia 20 tahun itu jika ingin tetap merasakan performa puncaknya sebagai salah satu calon bek terbaik di dunia era modern.
13. Idrissa Gueye (Everton)
Nama Gueye masuk dalam daftar ini bukan karena hingar bingar pemberitaan yang di sekitarnya, tetapi justru lantaran Paris Saint-Germain bak bergerak di bawah radar untuk mendatangkan legiun Senegal itu dari Everton pada 30 Juli dengan harga 30 juta poundsterling.
Siapa yang bisa membayangkan tim ambisius sekelas PSG merekrut gelandang bertahan berusia 30 tahun dengan satu-satunya prestasi yang dimiliki adalah menjadi bagian dari skuat Lille yang disokong Eden Hazard menjuarai Liga Prancis pada 2010/11 silam.
Gueye memang jadi andalan di Everton, tetapi namanya bisa masuk ke radar PSG tetap menjadi pertanyaan.
Di PSG Gueye kerap menjadi pelapis Marquinhos dan Leandro Paredes, dengan catatan 15 penampilan di semua kompetisi dan statistik akurasi umpan hampir 90 persen.
Mengingat sumber dana tak terbatas yang dimiliki PSG, 30 juta mungkin bukan harga yang mahal untuk mendapatkan seorang pemain pelapis.
Selanjutnya: Pepe & Maguire
14. Nicolas Pepe (Arsenal)
Pepe menjadi sorotan di Liga Prancis musim lalu ketika ia berhasil membuat Lille satu-satunya penjegal PSG dalam perburuan gelar juara.
Arsenal yang kepincut tak ragu memecahkan rekor pembelian mereka dengan menggelontorkan 73 juta poundsterling untuk mendatangkan Pepe ke Emirates pada 1 Agustus.
Datang dengan reputasi 23 gol dalam 41 pertandingan bersama Lille musim 2018/19, Pepe sejauh ini belum terlihat bakal menduplikasi torehan mentereng itu sebab baru mencetak empat gol dalam 20 pertandingan di tengah meredupnya penampilan Arsenal yang berujung pemecatan Unai Emery.
Kedatangan Mikel Arteta sebagai manajer anyar Arsenal seharusnya menjadi kesempatan bagi Pepe untuk membuktikan pantas menyandang banderolnya dengan mengoptimalkan koneksi bersama dua eks pemain Liga Prancis lainnya, Alexandre Lacazette dan Pierre-Emerick Aubameyang.
15. Harry Maguire (Manchester United)
Maguire merebut status bek termahal di dunia dari Virgil van Dijk saat Manchester United membayar 80 juta poundsterling untuk memboyongnya dari Leicester pada 5 Agustus.
Debutnya yang berakhir dengan kemenangan 4-0 atas Chelsea di laga pembuka musim membuat Maguire bertabur puja puji dari seantero dunia, hanya untuk terjun bebas bersama Manchester United-nya Ole Gunnar Solskjaer beberapa bulan kemudian.
Tiga catatan nirbobol di Liga Inggris hingga separuh musim berjalan dengan keberadaan bek termahal di dunia patut memunculkan tanda tanya pantaskah MU membayar semahal itu untuk Maguire?
Di MU sendiri angka statistik pertahanan Maguire dikalahkan oleh Aaron Wan-Bissaka, tentu ia harus bisa menduplikasi apa yang ia lakukan di Leicester agar bisa mematutkan diri bersanding dengan nominal besarnya.
Selanjutnya: Cancelo, Danilo & Lukaku
16. Joao Cancelo & Danilo (Manchester City-Juventus)
Manchester City memboyong Cancelo dengan nilai setara 60 juta poundsterling ditukarkan Danilo yang menyeberang ke Juventus pada 7 Agustus.
Angka itu membuat Cancelo jadi bek kanan termahal di dunia, dan ia jadi pilihan utama Pep Guardiola di Liga Champions, tetapi di Liga Inggris legiun Portugal itu cuma main enam kali dari 19 pertandingan.
Cancelo masih kesulitan menggusur hegemoni Kyle Walker di sektor kanan pertahanan Man City.
Sementara itu Danilo juga hanya menjadi pemain rotasi dalam skuat besutan Maurizio Sarri di Juventus, tampil 12 kali dalam 23 pertandingan mereka.
Angka yang digelontorkan Man City maupun Juventus tergolong fantastis untuk pemain rotasi, tapi mungkin tidak ada artinya bagi dua klub terkaya di liga masing-masing itu.
17. Romelu Lukaku (Manchester United)
Lukaku disambut dengan meriah oleh para suporter Inter Milan di Bandara Malpensa setelah mendarat untuk menyelesaikan kepindahannya dari Manchester United dengan banderol 80 juta euro pada 8 Agustus.
Nilai rekor pembelian Inter itu cukup dilunasi dengan torehan 14 gol yang dicetak Lukaku dalam 22 pertandingan di semua kompetisi.
Lukaku menjadi bagian penting dari revolusi Antonio Conte di Inter yang membuat Nerrazurri kini bercokol di puncak klasemen Serie A menjelang libur musim dingin.
Akan tetapi, Lukaku tak mampu membantu Inter meloloskan diri dari penyisihan grup Liga Champions dan kini mereka terlempar ke babak 32 besar kasta kedua Eropa, Liga Europa.
Di Italia, Lukaku menjadi salah satu sasaran pelecehan rasial yang kian mendapat sorotan dari publik global dalam beberapa tahun terakhir.
Selanjutnya: Coutinho & Icardi
18. Philippe Coutinho (Bayern Muenchen)
Kisah Coutinho adalah tutur ulang epos Ikaros. Coutinho menganggap hijrah dari Liverpool ke Barcelona akan menjadi anak tangga selanjutnya dalam kesuksesan kariernya.
Yang terjadi ia justru menjadi pemeran figuran di antara reputasi Messi dan Suarez, sehingga pada 19 Agustus Coutinho memutuskan hijrah ke Bayern Muenchen sebagai pemain pinjaman.
Warna merah polos dengan sedikit aksen putih agaknya memang lebih membawa keberuntungan bagi Coutinho, ketimbang biru merah.
Pada 21 September Coutinho mencetak gol debutnya bersama Bayern dan trigol perdananya menyusul hampir tiga bulan kemudian.
Bayern memang saat ini berada di posisi terjepit, tetapi jika Coutinho bisa menemukan kembali sentuhan magis yang ia miliki di Anfield, bukan tidak mungkin legiun Brazil itu jadi aktor utama menuju gelar juara Bundesliga delapan musim beruntun.
19. Mauro Icardi (Paris Saint-Germain)
Lebih parah dari Neymar, Icardi dan istri merangkap agennya Wanda Nara berbuat banyak ulah untuk terang-terangan mengungkapkan keinginan pergi dari Inter.
Icardi sempat "mogok" 53 hari sebelum akhirnya tampil lagi untuk Inter pada April. Kedatangan Conte dan Lukaku, membulatkan tekad untuk bisa segera mengeluarkan Icardi.
Pada 2 September Icardi bergabung dengan PSG sebagai pemain pinjaman. Kedatangan Icardi ke PSG dan bertemu Neymar seolah jadi awal terbangunnya sebuah geng anak nakal di pojok kota Paris.
Tapi, di luar segala kebengalannya, Icardi membayar lunas kala tampil menjadi predator di hadapan gawang lawan.
14 gol dalam 18 penampilan Icardi di semua kompetisi seharusnya cukup menjadi alasan bagi PSG untuk mengambil opsi mempermanenkan legiun Argentina itu dalam kontrak peminjamannya dengan harga 70 juta euro.