Baubau, 4/7 (Antara) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, menempatkan aparat satuan tugas (satgas) di lokasi mengantisipasi terjadinya banjir susulan di daerah itu.
"Hari ini kami masih siaga dengan menempatkan satgas kita di kelurahan terkena musibah banjir untuk membantu mengevakuasi dan melaporkan secepatnya, karena dari laporan prakiraan BMKG hujan masih akan turun hingga sore hari ini," ujar Kepala BPBD Baubau, La Ode Muslimin Hibali di Baubau, Rabu.
Ia menjelaskan, banjir yang melanda sejumlah titik daerah itu akibat curah hujan yang cukup besar terjadi pada, Senin (2/7).?
"Kemarin ada beberapa titik di kelurahan terjadi banjir, diantaranya tiga titik di Kelurahan Kadolokatapi, dua titik di Kelurahan Bataraguru dan satu titik di Kelurahan Bukit Wolio Indah (BWI) Kecamatan Wolio," ujarnya.
Ada pula di kelurahan lain yang? menggenangi badan jalan akibat drainasenya tidak mampu mengalirkan air yang cukup besar, katanya menambahkan.
Banjir terparah dan membuat warga mengungsi terjadi di Kelurahan Bataraguru akibat luapan air sungai cukup besar hingga menyeberangi tanggul yang ada disekitar pemukiman penduduk itu.
"Tidak ada korban jiwa, hanya banjir itu dampaknya ada warga yang mengungsi. Mereka? menyelamatkan barang-barang yang bisa diamankan seperti surat-surat penting. Mereka sudah kembali ke rumah masing-masing setelah mengungsi ke tetangganya," katanya.
Sedangkan banjir yang melanda tiga titik di Kelurahan Kadolokatapi dan menggenangi rumah warga, kata Muslimin, disebabkan air yang cukup besar dari hutan lindung diwilayah tersebut akibat curah hujan yang cukup tinggi.?
Disamping itu, lanjut dia, air tersebut juga meluap hingga ke badan jalan akibat gorong-gorong yang ada terlalu kecil, sehingga tidak mampu mengalirkan debit air yang begitu besar.
"Setelah kita tinjau di Kadolokatapi itu memang harus dibuatkan talud dari arah gunung hingga ke bibir jalan sepanjang kurang lebih 300 meter. Memang bisa kita usulkan ke pusat, tetapi kendalanya gorong-gorong yang `membelah` badan jalan itu berstatus jalan nasional," katanya.
Sedangkan musibah banjir di lingkungan Lamanaga Dalam, Kelurahan Bukit Wolio Indah, kata dia, sudah diantisipasi Pemkot Baubau dengan membuat sumur resapan, tetapi volume air yang besar sehingga tidak sanggup menampung air itu.
"Kemudian, banjir juga terjadi di Kelurahan Liabuku, Kecamatan Bungi dan berdampak merendam sawah petani. Kemarin kita sudah lihat kondisinya tapi karena tingginya air sehingga kita belum bisa pastikan apakah ada padinya? atau tidak," ujarnya, seraya menyebutkan biasanya sawah yang terdampak banjir seluas 100 hektare.
Banjir merendam sawah petani itu belum dilaporkan pihak kelurahan setempat terkait kerugian yang dialami petani. Padahal, menurutnya, kalau lurah melapor misalnya mulai dari pembibitan hingga menanam itu bisa dihitung.
Dikatakannya, dalam memantau kondisi banjir dan membantu mengevakuasi korban, juga melihat potensi-potensi infrastrukturnya seperti talud yang bisa dibuat.
"Sedangkan untuk bantuan makanan kami sudah kehabisan stok dan sudah kedaluarsa," ujar Muslimin yang juga mantan Camat Wolio ini.