Kendari (Antara News) - Kader dan simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kolaka Utara memprotes pencalonan Boby Alimuddin pada pemilihan kepala daerah serentak Februari 2017.
Protes tersebut disampaikan puluhan kader dan simpatisan PDI Perjuangan Kolaka Utara di kantor DPD PDI Perjuangan Sultra di Kendari, Kamis.
"Di Kolaka Utara ada kader PDIP yang mencalonkan diri pada pilkada Kolaka Utara, yakni Hj Ulfah Haeruddin. Tapi kenapa PDIP memberikan rekomendasi dukungan kepada Boby yang bukan kader PDIP tapi kader partai lain," kata Ujang Hermawan, koordinator puluhan kader PDIP saat menyampaikan protes tersebut.
Ujang bersama sejumlah pengurus PAC PDIP Kolaka Utara mengancam akan mengundurkan diri dari kepengurusan dan membakar atribut partai jika PDIP tetap mendukung Boby dalam pilkada Kolaka Utara.
"Bagi kami, pencalonan kader partai dalam hal ini Hj Ulfah harga mati. Jika partai tidak memberikan dukungan kepada kader, maka kami sudah siap meninggalkan PDIP," kata pengurus lainnya, Mursalin menimpali Ujang.
Sementara itu, Sekretaris DPD PDIP Sultra, Litanto yang menerima para kader dan simpatisan PDIP tersebut menjelaskan, PDIP memiliki mekanisme dalam menentukan pasangan calon kepala daerah.
"Mekanisme penentuan calon kepala daerah dimulai dari penjaringan di tingkat DPC dan penyaringan di tingkat DPD. Hasil penyaringan DPD PDIP Sultra kemudian diusulkan kepada DPP untuk menentukan satu nama menjadi calon kepala daerah," jelas Litanto.
Atas usulan DPD PDIP Sultra kata dia, DPP PDIP kemudian memberikan surat tugas kepada Hj Ulfah Haeruddin untuk mencari partai koalisi dan calon wakil bupati yang akan menjadi pasangannya.
Namun, sampai batas waktu berakhirnya masa tugas tersebut, Hj Ulfah tidak bisa membawa dukungan partai lain yang akan menjadi mitra koalisi PDIP dalam pilkada.
"Menyangkut calon wakil, Ulfah membawa nama kandidat yang tidak muncul di dalam survei, sehingga tidak meyakinkan DPP untuk memberikan rekomendasi dukungan, sehingga DPP PDIP memberikan dukungan kepada Boby Alimuddin yang hasilnya survei tingkat keterpilihannya paling tinggi di antara semua calon bupati yang mendaftar di PDIP," katanya.
Sebelumnya, anggota Tim Desk Pilkada PDI Perjuangan Sultra Hasan Basri mengatakan, PDIP menyetujui Boby Alimuddin sebagai calon Bupati Kolaka Utara berpasangan dengan Maksum Ramli sebagai calon wakil bupati setelah melalui serangkaian penjaringan oleh Tim Deks Pilkada PDIP.
Menurut dia, kandidat bupati Kolaka Utara yang bersaing ketat memperebutkan PDI Perjuangan berdasarkan hasil survei ada dua pasangan, yakni Boby Alimuddin berpasangan dengan Maksum Ramli dan Hj Ulfah Haeruddin berpasangan dengan Burhanuddin.
Namun setelah melalui kajian tim DPD PDI Perjuangan Sultra bersama DPP PDIP, Boby bersama Maksum dinilai lebih layak menjadi calon bupati Kolaka Utara dari PDIP.
Di pilkada Kolaka Utara, PDIP dapat mengajukan satu pasangan calon bupati/wakil bupati di KPU karena memiliki enam kursi dari 25 kursi DPRD setempat.