Sleman (Antara News) - Ketua MPR Zulkifli Hasan mengutuk keras aksi pengeboman oleh sekelompok orang yang terjadi di Jalan M.H. Thamrin dan Sarinah Jakarta Pusat pada Kamis siang.
"Aksi pengeboman atau penyerangan tersebut sangat biadab dan melanggar hak asasi manusia," kata Zulkifli Hasan seusai menghadiri ujian terbuka Program Pascasarjana Fisipol UGM di Yogyakarta, Kamis.
Pihaknya meminta kepada kepolisian dan pihak terkait untuk bertindak tegas dan mengusut tuntas kasus pengeboman tersebut.
"Usut dan tangkap pelakunya, dan usut tuntas motifnya" katanya.
Pihaknya mengucapkan turut berduka kepada keluarga yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut.
"Kami turut berduka cita atas jatuhkan korban dalam peristiwa tersebut, kami yakin aparat keamanan dan kepolisian mampu mengusut dan menangkap pelaku perbuatan biadab tersebut," katanya.
Seperti diberitakan ledakan keras terjadi di Jalan M.H. Thamrin Jakarta Kamis sekitar pukul 10.30 WIB.
Kejadian tersebut mengakibatkan satu pos polisi di simpang empat Sarinah hancur.
Ledakan tersebut menyebabkan sedikitnya tiga orang tewas dan seorang anggota polisi terluka.
Sementara Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Ade Komaruddin menegaskan DPR mengutuk keras tindakan biadab serangan teroris di beberapa tempat di Jakarta.
"Ini tindakan biadab yang dilakukan gerakan teroris yang sangat menggangu kepentingan bangsa," kata Ketua DPR RI Ade Komaruddin saat memberikan keterangan pers di Senayan, Jakarta, Kamis.
Ketua DPR RI Ade Komaruddin memberikan keterangan pers bersama Wakil Ketua DPR Fachri Hamzah, Agus Hermanto, dan Taufik Kurniawan.
"Kami minta aparat negara, TNI, Polri, dan intelijen segera memburu pelaku agar segera tertangkap. Dan memberikan keyakinan pada masyarakat bahwa pelaku sudah tertangkap dan tidak bisa melakukan lagi," kata Ade Komaruddin.
Pada kesempatan itu, Ade atas nama DPR RI menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban.
"Kami minta masyarakat agar tetap tenang, tetap bekerja seperti biasa. Dan aparat bisa berikan kepastian keamanan bisa terkendali," kata Ade.
Ade menegaskan bahwa dengan kejadian itu, jelas memperlihatkan bahwa aparat intelijen kebobolan.
"Terus terang, ini kebobolan dari intelijen, kalau saja ini bisa diketahui, bisa diantisipasi. Tentu ini sebuah keadaan yang menyedihkan," kata Ade.