Kendari (Antara News) - Warga yang sehari-hari berprofesi sebagai nelayan di Kecamatan Kolono, Kabupaten Konawe Selatan meminta pembangunan dermaga pendaratan ikan agar memudahkan kegiatan bongkar muat hasil tangkapan.
Seorang nelayan Anwar (45) di Kendari, Kamis, mengatakan pelabuhan pendaratan ikan dibutuhkan nelayan, pedagang ikan dan pembeli yang setiap hari melakukan transaksi.
"Pangkalan pendaratan ikan darurat yang digunakan sekarang adalah kerja swadaya warga, namun kondisinya sudah tidak layak. Warga gotong royong membangun dermaga apa adanya," kata Anwar, mantan pedayung rowing nasional.
Pemerintah tidak rugi membangun pangkalan pendaratan ikan di Kecamatan Kolono karena kapal yang membongkar ikan hasil tangkapan mencapai belasan unit setiap hari.
Selain itu, pedagang ikan dari Kota Kendari, Kabupaten Konawe, Konawe Selatan dan Kolaka Utara sudah memiliki jaringan bisnis ikan segar di Kolono.
Bahkan, ikan hasil tangkapan di Kolono diangkut pedagang pengumpul menggunakan kendaraan roda empat menuju Kota Bau Bau yang berjarak sekitar 150 kilometer.
"Kami harapkan pemerintah daerah dan DPRD mendengarkan permintaan nelayan Kolono untuk membangun dermaga pendaratan ikan sehingga kegiatan bongkar muat ikan hasil tangkapan tidak mengalami kesulitan," kata Anwar.
Kadis Kelautan dan Perikanan Sultra Askabul Kijo mengatakan pemerintah sudah membangun sejumlah pangkalan pendaratan ikan di wilayah pesisir, termasuk di Kecamatan Kolono.
"Beberapa tahun lalu sudah dibangun dermaga pendaratan ikan di Kecamatan Kolono. Tetapi karena wilayah perairan cukup panjang maka dermaga yang ada belum dapat melayani kebutuhan nelayan setempat," kata Askabul.
Selain sarana dermaga pendaratan ikan juga nelayan pasti membutuhkan pabrik produksi es untuk mengawetkan ikan hasil tangkapan sehingga diharapkan keterlibatan investor.