Kendari (Antara News) - Legislator DPRD Sulawesi Tenggara Nursalam Lada mengapreasisasi kreativitas masyarakat Kulati di Pulau Tomia Kabupaten Wakatobi menggelar festival budaya "Potapaki" selama sebulan lebih atas biaya swadaya masyarakat.
"Sebagai wakil rakyat asal daerah pemilihan Wakatobi, saya sangat mengapresiasi kreativitas masyarakat Kulati yang menggelar Festival Budaya `Potapaki` atas biaya gotong royong dari masyarakat," katanya di Kendari, Rabu.
Menurut dia, Festival Budaya Potapaki yang digelar masyarakat Kulati mulai 10 Juni hinga 19 Juli 2015 itu, selain melestarikan tradisi leluhur, juga merupakan upaya masyarakat membatu pemerintah mengembangkan destinasi pariwisata di Wakatobi.
"Wakatobi saat ini sudah menjadi salah satu daerah tujuan wisata dunia karena memiliki keindahan alam bawah laut yang luar biasa dan kearifan budaya lokal dalam memanfaatkan potensi sumber daya kelautan," kata politisi PDIP yang juga Wakil Ketua DPRD Sultra itu.
Oleh karena itu kata dia, semua pihak di Wakatobi harus mendukung kegiatan Festival Budaya Potapaki yang digelar masyarakat Kulati tersebut karena hal itu bisa menjadi daya tarik para wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun domestik untuk berkunjung ke Wakatobi.
Potapaki dalam bahasa masyarakat Kulati mengandung makna berembuk atau bermusyarawah untuk mencapai kata mufakat.
Dalam Potapaki tersebut yang dimusyarawahkan menyangkut berbagai hal, terutama terkait pembangunan daerah, baik pembangunan secara fisik maupun pembangunan mental spritual.
Menurut Ketua Panitia Penyelenggara H Muhammad Djunaidi dalam keterangan terpisah, Festival Budaya Potapaki digelar pada setiap bulan Puasa, karena di bulan tersebut masyarakat Kulati yang sebagian besar hidup mencari nafkah di perantauan, pada mudik di desa.
"Jadi, selain berembuk untuk membangun negeri, Festival Budaya Popataki juga menjadi ajang bersuka ria dan saling melepas rindu antara warga kampung dengan para perantau yang mudik kampung," katanya.