Kendari (Antara News) - Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara menggelar lokakarya peningkatan kemampuan riset guru dan siswa MTs/MA seprovinsi setempat.
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, yakni 14-16 September 2014 tersebut, dibuka langsung oleh Pelaksana Kepala Kanwil Kemenag Sultra Hasanuri di salah satu hotel ternama di Kendari, Minggu.
"Di era saat ini, tidak hanya siswa yang digenjot di bidang riset tertentu, tetapi juga yang terutama adalah guru harus terus digenjot agar memiliki hasil riset yang bisa diberikan kepada siswanya," kata Hasanuri saat membuka acara itu.
Ia menjelaskan lokakarya bertujuan membangun kreativitas guru dan siswa madrasah mengenai sains dan tehnologi.
Selain itu, katanya, meningkatkan kemampuan riset bagi guru dan siswa MTs dan MA sebagai perwujudan program madrasah riset.
"Ada anggapan kalau mempelajari ilmu agama seakan-akan mendapat pahala dan jika mempelajari ilmu nonagama tidak akan mendapatkan pahala. Dengan kata lain ada kekeliruan yang cukup lama di antara kita, yakni mendikotomikan ilmu agama dan nonagama," ujar Hasanuri.
Kondisi tersubut, katanya, menyebabkan banyak pendidikan yang mengkhususkan hanya pada agama, sementara ilmu-ilmu lain ditinggalkan.
"Ini menyebabkan umat Islam tertinggal dari sisi keilmuan yang akhirnya juga tertinggal dari sisi kemampuan untuk mengelola berbagai hal termasuk mengelola sumber daya alam," ujanrya.
Petugas panitia kegiatan, Hasriani Nilawati Idris, mengatakan peserta kegiatan itu adalah siswa dan guru madrasah lingkup Kemenag Sultra.
Mereka terdiri atas guru MTs 16 orang, guru MA 13 orang, siswa MTs tujuh orang, dan siswa MA sembilan orang, sehingga total jumlah peserta 45 orang.