Raha (Antara News) - Bupati Muna, Sulawesi Tenggara, LM Baharuddin meminta Kementerian Pariwisata dan Industri Ekonomi Kreatif RI memasukan festival layang-layang di Raha ke dalam kalender tetap pariwisata yang digelar setiap tahun.
Bupati Baharuddin menyampaikan permintaan tersebut saat membuka kegiatan Festival Layang-layang Internasional di Raha, Ibu Kota Kabupaten Muna, Selasa petang.
"Kami sangat mengharapkan festival layang-layang ini masuk menjadi salah satu kalender tetap pariwisata nasional yang penyelenggaraannya dilaksanakan setiap tahun di Muna," katanya.
Menurut dia, festival layang-layang bisa menjadi ajang bagi Pemerintah Kabupaten Muna memperkenalkan berbagai potensi kebudayaan Muna kepada dunia internasional.
Itu karena, kata dia, pada setiap penyelenggaraan festival layang-layang, selalu diikuti peserta dari sejumlah negara di mancanegara.
"Penyelenggaraan Festival Layang-layang Internasional 2014 kali ini, merupakan yang ketiga kalinya digelar di Raha. Kami berharap pada 2015 mendatang, kegiatan ini juga digelar di Raha," katanya.
Ia mengatakan pada setiap kali penyelenggaraan festival layang-layang, Pemerintahan Kabupaten Muna selalu menampilkan layang-layang tradisional bernama "Kaghati" --layang-layang tradisional yang terbuat dari daun ubi hutan-- atau daun "kolope", bahasa masyarakat setempat.
"Momentum penyelenggaraan festival ini, kami akan memperkenalkan sejumlah potensi budaya Muna seperti musik tradisional gambus, tari-tarian tradisional terutama Tari Linda, mesjid tua, dan berbagai jenis makanan khas tradisional Muna," katanya.
Tari tradisional Linda, menurut bupati Baharuddin, pernah ditampilkan dalam pentas budaya internasional di Belanda.
Kepada Yayasan Leggong yang menjadi penggadas penyelenggaran Festival Layang-layang Internasional itu, bupati menyampaikan terima kasih.
Festival Layang-layang Internasional di Raha yang dibuka Selasa (20/8) petang hingga 22 Agustus 2014.
Enam negara dari mancanegara (Belanda, Perancis, Australia, Swedia, Singapura dan Amerika Serikat) ikut menjadi peserta dalam Festival Layang-layang Internasional tersebut.
Di sela-sela festival, panitia penyelenggara berencana mengajak para peserta berkunjung di Gua Sugipatani, melihat jejak awal pembuatan layang-layang tradisional tertua di Muna.