Wangiwangi (Antara News) - Akses yang sulit dijangkau masih menjadi
kendala promosi pariwisata di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi kata Asisten
II Sekretaris Daerah Kabupaten Wakatobi Nadar.
"Akses
masih menjadi persoalan untuk 'leading sector' pariwisata kita," kata
Nadar saat diskusi di salah satu resor di Wangi-Wangi, Wakatobi, Rabu.
Nadar menjelaskan baru ada dua bandara yang beroperasi aktif, yakni Bandara Matahora dan Bandara Tomia.
Bandara Matahora pun, lanjut dia, baru beroperasi selama satu tahun dan baru dilengkapi dengan ruang tunggu.
Sementara itu, Bandara Tomia yang dibangun sejak 1999 hanya melayani penerbangan privat dengan pesawat sewaan.
"Kalau Tomia, ada penerbangan dari Bali langsung ke Bandara Tomia empat
bulan sekali, tapi menggunakan pesawat 'carteran'," ucapnya.
Saat ini, rute penerbangan untuk mencapai Wakatobi dari Jakarta memakan
waktu sekitar enam jam dengan dua kali transit di Makassar dan Kendari.
Dia mengatakan PT Garuda Indonesia berencana membuat rute Makassar, Bau-Bau, kemudian Wakatobi pada Juli 2014.
"Jadi, kami berharap nanti tidak ada lagi orang Jakarta harus pagi-pagi buta berangkat ke tempat kami," ujarnya.
Menurut Nadar, akses merupakan faktor penting untuk menunjang potensi
pariwisata Wakatobi yang unggul akan wisata laut dan perikanannya.
"Daya tarik kita, 'core' nya (intinya) kan laut, menampilkan 'unlimited
spot' (titik tak terbatas) sepanjang pulau, karena itu, investasi untuk
bandara ini tidak main-main," tuturnya.
Selain akses,
infrastruktur, seperti jalanan dan listrik juga masih menjadi perhatian
Pemda untuk bisa mengembangkan pariwisata laut.
Luas
wilayah laut memang mendominasi dari keseluruhan luas wilayah kabupaten,
yakni seluas 18.377 kilometer persegi atau sebesar 97 persen dari
19.200 kilometer persegi, sementara daratan hanya 823 kilometer persegi.
Untuk itu, sektor kelautan, perikanan dan sektor pariwisata berbasis bahari menjadi sektor andalan daerah.