Kendari, (Antara News) - Pemerintah pusat melalui APBN 2014 akan memberikan bantuan sebesar Rp4,2 miliar untuk merehabilitasi kawasan Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Sultra Ir Muhammad Nursyamsih di Kendari, Senin, mengatakan bahwa alokasi anggaran sebesar itu akan membiayai beberapa item kegiatan.
Item-item rehab RPH itu terdiri atas pengadaan peralatan senilai Rp1 miliar, renovasi ruang kotor dan ruang bersih sebesar Rp1,2 miliar, ruang dan pengadan perangkat "cold storage" senilai Rp1,1 miliar, bangunan penampungan limbah Rp600 juta, serta sarana air dan penampungan kandang masing-masing Rp50 juta.
"Tentu kita berharap, dengan bantuan APBN 2014 untuk RPH Kendari itu minimal akan lebih baik dari kondisi saat ini dan minimal dari kondisi RPH yang masih Tipe C bisa naik setingkat menjadi Tipe B ataukah kelasnya menjadi Tipe A," katanya.
Ia mengatakan bahwa secara prosedural RPH Kendari belum meyakinkan untuk memperoleh kualitas daging yang baik dan dapat mencegah kontaminasi yang berasal dari darah, urine, maupun dari kotoran sapi.
Dari segi kualitas daging, kata dia, masih jauh dari kualitas yang diharapkan, hal ini disebabkan RPH di Kota Kendari belum memainkan peran yang selayaknya sebuah rumah potong hewan modern.
Hal itu disebakan karena sapi hewan setelah disembelih tidak dilakukan penggantungan karkas sehingga proses selanjutnya dikerjakan dilantai RPH di samping belum dilengkapi ruang pendingin yang standar, seperti RPH yang sudah maju dibeberapa provinsi di Tanah Air.
"Dengan adanya bantuan pemerintah pusat yang diharapkan baru turun di awal Februari atau paling lambat April 2014, persyaratan untuk menghasilajn daging berkualitas sudah bisa menyamai standar pasar nasional," ujarnya.
Nursyamsih yang mengaku baru kembali mengikuti studi banding di Australia terkait dengan prospek dan manajamen pengembangan sapi (pasture management study visit) mengatakan banyak hal yang positif bisa dijadikan perbandingan dan pengembangan terak, khususnya sapi.
Ia menceritakan banyak pengalamaman yang bisa dipetik dalam studi banding di negara kanguru itu, terutama penerapan manajemen yang betul-betul diterapkan sesuai dengan kinerja di negara itu.
"Apalagi, yang diundang pada studi banding itu hanya tiga provinsi, yakni Papua, Papua Barat, dan Sulawesi Tenggara," katanya.