Raha, (Antara News) - Arus balik penumpang melalui lintas pelabuhan Feri Tampo-Torobulu (Kabupaten Muna-Kabupaten Konawe Selatan) Sulawesi Tenggara mulai capai puncak.
Pantauan di pelabuhan Tampo Kabupaten Muna, Sabtu, meski puncak arus balik diperkirakan akan terjadi pada Minggu (11/8), namun penumpang yang menggunakan kendaraan umum maupun pribadi (roda empat) dan roda dua, nampak mulai padat dipelabuhan itu.
Di loket pembelian tiket penumpang, nampak mulai antri para calon penumpang yang akan kembali setelah berlebaraban dikampung halaman masing-masing.
Harga tiket penumpang pun masih seperti biasa yakni untuk kelas ekopnomi dewasa Rp21.000 per orang dan untuk kendaraan roda empat golongan IV (sejenis Toyota Avanza maupun Terios) dikenakan Rp258.000 per unit.
Salah seorang petugas pelabuhan penyeberangan Tampo, Usman mengatakan, jumlah penumpang pasca lebaran Idul Fitri (H+2) mulai ramai, namun masih dalam nprmal karena semua penumpang yang sudah memegang tiket semuanya bisa terlayani dengan baik dan lancar.
"Meski puncak arus bailk penumpang yang diperkirakan akan terjadi pada Minggu (besok), namun pihak perusahaan ASDP sebagai jasa penyedia kapal feri, tetap akan melihat situasi perkembangan penumpang dalam rengka penambahan trip angkutan," katanya.
Ia mengatakan, bila hari ini jasa pelayanan kapal feri masih tiga kali dalam sehari, maka bila terjadi puncak arus penumpang yang membludak maka, akan ada penambahan trip penyeberangan hingga 5-7 kali dalam sehari.
Sebelumnya, kepala UPTD Pelabuhan Peyeberann Torobulu Kabupaten Konawe Selayan, Rusli Nyalla mengatakan, saat ini disediakan tiga feri yang bertugas khusus melayani penyeberagan Tampo-Torobulu yakni KMP Semumu, KMP Bahteramas dan KMP Rubia.
"Ketiga kapal feri ini masig-masing melayani penumpang disaat puncak arus mudik pada ada (H-5 hingga H-1), hingga arus balik penumpang (H+1 hingga H+4), dan setiap kapal akan melayai minimal 2-3 kali dalam sehari," katanya.
Bahkan kata Rusli, saat malam lebaran, petugas di pelabuhan feri Torobulu terpaksa kerja extra melakukan penambahan trip penyeberangan, karena ada beberapa penumpang yang mengancam pihak ASDP yang memaksa agar kapal feri tetap harus berangkat pada pukul 02.00 wita dini hari.
"Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan terjadi maka petugas ASDP saat ini, yang seharusnya sudah istirihat pada pukul 22.00 wita, terpaksa memberangkatkan kapal itu walaupun jumlah penumpang saat ini tidak seberapa," kata Rusli.