Kupang, NTT (ANTARA News) - TransNusa Air Service, sebuah perusahan penerbangan swasta yang berkantor pusat di Kupang, Nusa Tenggara Timur, telah mengantogi "Aircraft Operation Certificate" (AOC) atau izin sebagai operator penerbangan.
Izin operator penerbangan yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan RI itu diperoleh pada Sabtu (20/8) dan mulai Minggu (21/8), semua jenis pesawat yang dioperasikan perusahan itu sudah menggunakan nama TransNusa Air Service, kata Manager Bisnis dan Pemasaran PT Nusa Wisata Indah, Budhy Karsidin di Kupang, Minggu.
"AOC sudah kami terima pada Sabtu (20/8) dan mulai hari ini, Minggu (21/8-red), kami sudah menggunakan nama TransNusa Air," katanya.
Selama enam tahun beroperasi di Nusa Tenggara Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat, TransNusa Air Service menggunakan nama-nama maskapai penerbangan yang merupakan mitra bisnis seperti Riau Airlines, Trigana Air dan Avia Star.
"Kami telah berjuang bertahun-tahun untuk mendapat pengakuan sebagai operator penerbangan swasta di Tanah Air dan kami telah memperolehnya," ujarnya.
Dia mengemukakan, penggunaan nama TransNusa Air Service ini akan diresmikan setelah Hari Raya Lebaran atau awal September mendatang.
"Peresmian belum bisa dilaksanakan dalam beberapa hari ke depan ini karena ada sejumlah pimpinan dari Jakarta yang harus hadir. Acara peresmian akan dilaksanakan setelah Lebaran," ucapnya, menambahkan.
Budhy Karsidin mengatakan, Nusa Tenggara Timur, Bali dan Nusa Tenggara Timur, tetap menjadi fokus bisnis perusahan itu karena merupakan pasar potensial yang sudah terbangun selama enam tahun terakhir ini.
Manajemen belum memikirkan untuk mengembangan usaha ke daerah lain di Tanah Air, karena yang menjadi prioritas perusahan adalah penerbangan perintis yang menghubungkan wilayah-wilayah di provinsi kepulauan Nusa Tenggara Timur.
Mengenai potensi, dia mengatakan, potensi bisnis transportasi di NTT sangat menjanjikan karena wilayah NTT terdiri dari tiga pulau besar yakni Flores, Sumba dan Alor yang tidak bisa dijangkau melalui jalur darat.
"Potensi bisnis transportasi sangat baik dan kami lebih fokus pada rute-rute perintis yang tidak bisa dilayani pesawat berbadan lebar," paparnya.
Dari hasil kajian managemen, permintaan akan pengguna jasa transportasi udara di wilayah itu terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
"Saat ini kami merespon keinginan masyarakat pengguna jasa transportasi udara dengan menambah armada. Kami ingin masyarakat bisa dengan mudah pergi kemana yang mereka inginkan," katanya.
Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terdiri dari 20 kabupaten pada musim-musim tertentu selalu mengalami kendala transportasi karena kapal-kapal Fery Milik ASDP sering tidak bisa beroperasi karena kendala cuaca di wilayah perairan.
Sementara dua kapal penumpang milik PT Pelni yakni KM Awu dan Sirimau hanya menyinggahi Kupang dua minggu sekali dengan menyinggahi Kalabahi, Alor, Flores Timur, Lembata, Maumere, Ende dan Waingapu di Pulau Sumba. (Ant).