Wapres Gibran resmi tutup Sidang Raya PGI di Toraja, Sulawesi Selatan
Makassar (ANTARA) - Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka resmi menutup Sidang Raya ke-18 Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) di Universitas Kristen Indonesia (UKI) Paulus 2 Toraja, Jalan Poros Rantepao-Palopo, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Rabu.
Pada kesempatan itu Wapres Gibran menyampaikan salam dari Presiden Prabowo yang saat ini masih berada di luar negeri untuk melakukan kunjungan kerja.
"Sehat selalu, ya, bapak ibu semua. Salam hangat dari Presiden Prabowo," ucap Wapres kepada peserta Sidang Raya PGI di Tana Toraja.
Wapres Gibran merasa senang saat masyarakat Toraja menyambutnya dengan hangat sesaat tiba di Bandara Bonto Kuni Toraja hingga di sepanjang jalan menuju UKI Paulus banyak warga menyapanya.
Wapres meminta maaf terlambat datang ke acara penutupan, karena dalam perjalanan sempat singgah membagikan susu dan buku, beserta alat peralatan sekolah bagi anak-anak.
"Saya mohon maaf sekali Pak Pendeta, bapak, ibu semua, saya datang terlambat. Saya juga mohon maaf, ini saya harusnya datang pas pembukaan," tutur Wapres.
Kehadirannya di acara penutupan Sidang Raya PGI, kata Wapres, adalah undangan sejak tahun lalu saat ia masih berstatus sebagai calon wakil presiden (cawapres) RI.
"Karena jujur saja saya diundang Pak Pendeta tahun lalu, tapi masih status cawapres, diundang dari tahun lalu untuk hadir di acara PGI ini," katanya.
Wapres menekankan Pemerintahan Presiden Prabowo berkomitmen untuk menjaga dan memperkuat nilai-nilai toleransi dan moderasi beragama dalam masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan peran serta para tokoh agama untuk mewujudkannya.
"Bapak dan ibu semua yang hadir di sini, nanti bisa bersinergi dengan visi dan program pemerintah, terutama untuk mengatasi masalah intoleransi," tuturnya.
Wapres berharap Sidang Raya Ke-18 PGI tersebut dapat melahirkan pemikiran-pemikiran konstruktif bagi anggota PGI dan masyarakat luas. "Semoga acara ini bisa menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang baik juga," tuturnya.
Ia pun memohon maaf tidak bisa berlama-lama, karena harus melanjutkan perjalanan menuju NTT. "Karena ada saudara kita yang mengungsi, karena ada erupsi gunung dari NTT. Kami ke Makassar sebentar, kemudian langsung mengecek pengungsi yang ada di NTT," paparnya
Wapres juga mengucapkan terima kasih kepada Pejabat (Pj) Gubernur Sulsel Zudan Arif Fakrulloh dan Anggota Komisi III DPR RI Andi Amar Ma'ruf Sulaiman, Pj Bupati Toraja Utara Amson Padolo, dan seluruh pendeta yang hadir dalam acara tersebut.
Usai menyampaikan arahan singkatnya, Wapres didampingi Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel Zudan Arif Fakrulloh, Ketua Umum PGI Terpilih Pendeta Jacky Manuputty, dan Ketua Umum Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Pendeta Alfred Anggui, menutup kegiatan dengan menabuh gendang.
Sebelumnya Sidang Raya ke-18 ini dibuka oleh Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar pada 8 November 2024. Kegiatan tersebut dihadiri sekitar 5.000 orang dengan harapan gereja-gereja di Indonesia dapat berkontribusi bagi pembangunan bangsa serta mendorong terwujudnya masyarakat majemuk yang adil, damai, dan sejahtera.
Pada kesempatan itu Wapres Gibran menyampaikan salam dari Presiden Prabowo yang saat ini masih berada di luar negeri untuk melakukan kunjungan kerja.
"Sehat selalu, ya, bapak ibu semua. Salam hangat dari Presiden Prabowo," ucap Wapres kepada peserta Sidang Raya PGI di Tana Toraja.
Wapres Gibran merasa senang saat masyarakat Toraja menyambutnya dengan hangat sesaat tiba di Bandara Bonto Kuni Toraja hingga di sepanjang jalan menuju UKI Paulus banyak warga menyapanya.
Wapres meminta maaf terlambat datang ke acara penutupan, karena dalam perjalanan sempat singgah membagikan susu dan buku, beserta alat peralatan sekolah bagi anak-anak.
"Saya mohon maaf sekali Pak Pendeta, bapak, ibu semua, saya datang terlambat. Saya juga mohon maaf, ini saya harusnya datang pas pembukaan," tutur Wapres.
Kehadirannya di acara penutupan Sidang Raya PGI, kata Wapres, adalah undangan sejak tahun lalu saat ia masih berstatus sebagai calon wakil presiden (cawapres) RI.
"Karena jujur saja saya diundang Pak Pendeta tahun lalu, tapi masih status cawapres, diundang dari tahun lalu untuk hadir di acara PGI ini," katanya.
Wapres menekankan Pemerintahan Presiden Prabowo berkomitmen untuk menjaga dan memperkuat nilai-nilai toleransi dan moderasi beragama dalam masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan peran serta para tokoh agama untuk mewujudkannya.
"Bapak dan ibu semua yang hadir di sini, nanti bisa bersinergi dengan visi dan program pemerintah, terutama untuk mengatasi masalah intoleransi," tuturnya.
Wapres berharap Sidang Raya Ke-18 PGI tersebut dapat melahirkan pemikiran-pemikiran konstruktif bagi anggota PGI dan masyarakat luas. "Semoga acara ini bisa menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang baik juga," tuturnya.
Ia pun memohon maaf tidak bisa berlama-lama, karena harus melanjutkan perjalanan menuju NTT. "Karena ada saudara kita yang mengungsi, karena ada erupsi gunung dari NTT. Kami ke Makassar sebentar, kemudian langsung mengecek pengungsi yang ada di NTT," paparnya
Wapres juga mengucapkan terima kasih kepada Pejabat (Pj) Gubernur Sulsel Zudan Arif Fakrulloh dan Anggota Komisi III DPR RI Andi Amar Ma'ruf Sulaiman, Pj Bupati Toraja Utara Amson Padolo, dan seluruh pendeta yang hadir dalam acara tersebut.
Usai menyampaikan arahan singkatnya, Wapres didampingi Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel Zudan Arif Fakrulloh, Ketua Umum PGI Terpilih Pendeta Jacky Manuputty, dan Ketua Umum Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Pendeta Alfred Anggui, menutup kegiatan dengan menabuh gendang.
Sebelumnya Sidang Raya ke-18 ini dibuka oleh Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar pada 8 November 2024. Kegiatan tersebut dihadiri sekitar 5.000 orang dengan harapan gereja-gereja di Indonesia dapat berkontribusi bagi pembangunan bangsa serta mendorong terwujudnya masyarakat majemuk yang adil, damai, dan sejahtera.