Israel berpotensi serang Iran, berkoordinasi dengan AS
Yerusalem (ANTARA) - Tentara Israel dilaporkan sedang menyiapkan kemungkinan aksi terhadap Iran dalam koordinasinya dengan Amerika Serikat (AS) menyusul serangan rudal balasan Iran terhadap Israel pada awal bulan ini, menurut laporan media Israel pada Minggu (14/10).
Israel sudah "memutuskan jenis respons terhadap Iran," meskipun waktu pastinya belum ditentukan, menurut Channel 12.
Pada Sabtu malam waktu setempat, tentara Israel mengumumkan pengerahan sistem rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) buatan AS di Israel untuk melawan potensi ancaman rudal balistik jarak jauh dari Iran.
Channel 12 melaporkan bahwa pengerahan THAAD saat ini merupakan bagian dari persiapan Israel untuk apa yang ia sebut sebagai serangan "besar" terhadap Iran dan tentara Israel berkoordinasi erat dengan AS, yang akan diberi tahu sebelum melakukan tindakan apa pun terhadap Iran.
Sistem THAAD, yang akan dioperasikan oleh personel AS di Israel, dirancang untuk mencegat rudal balistik pada ketinggian yang tinggi, yang secara signifikan akan meningkatkan kemampuan pertahanan udara Israel, menurut saluran tersebut.
Sistem tersebut, yang diproduksi oleh perusahaan pertahanan AS Lockheed Martin, dapat mencegat rudal balistik jarak pendek dan sedang.
Pada 1 Oktober, Iran meluncurkan serangan yang melibatkan sekitar 180 rudal, yang dilaporkan sebagai balasan atas pembunuhan mantan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh, bersama pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan pejabat Garda Revolusi Abbas Nilforoushan di Teheran.
Militer Israel kemudian mengonfirmasi bahwa serangan rudal tersebut menyebabkan kerusakan terhadap beberapa pangkalan udaranya dan mengindikasikan bahwa persiapan aksi balasan terhadap Iran sedang berlangsung.
Iran membela serangan rudalnya, mengutip Pasal 51 Piagam PBB, yang mengizinkan negara-negara anggota untuk menggunakan kekuatan untuk membela diri setelah serangan bersenjata.
Sumber: Anadolu
Israel sudah "memutuskan jenis respons terhadap Iran," meskipun waktu pastinya belum ditentukan, menurut Channel 12.
Pada Sabtu malam waktu setempat, tentara Israel mengumumkan pengerahan sistem rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) buatan AS di Israel untuk melawan potensi ancaman rudal balistik jarak jauh dari Iran.
Channel 12 melaporkan bahwa pengerahan THAAD saat ini merupakan bagian dari persiapan Israel untuk apa yang ia sebut sebagai serangan "besar" terhadap Iran dan tentara Israel berkoordinasi erat dengan AS, yang akan diberi tahu sebelum melakukan tindakan apa pun terhadap Iran.
Sistem THAAD, yang akan dioperasikan oleh personel AS di Israel, dirancang untuk mencegat rudal balistik pada ketinggian yang tinggi, yang secara signifikan akan meningkatkan kemampuan pertahanan udara Israel, menurut saluran tersebut.
Sistem tersebut, yang diproduksi oleh perusahaan pertahanan AS Lockheed Martin, dapat mencegat rudal balistik jarak pendek dan sedang.
Pada 1 Oktober, Iran meluncurkan serangan yang melibatkan sekitar 180 rudal, yang dilaporkan sebagai balasan atas pembunuhan mantan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh, bersama pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan pejabat Garda Revolusi Abbas Nilforoushan di Teheran.
Militer Israel kemudian mengonfirmasi bahwa serangan rudal tersebut menyebabkan kerusakan terhadap beberapa pangkalan udaranya dan mengindikasikan bahwa persiapan aksi balasan terhadap Iran sedang berlangsung.
Iran membela serangan rudalnya, mengutip Pasal 51 Piagam PBB, yang mengizinkan negara-negara anggota untuk menggunakan kekuatan untuk membela diri setelah serangan bersenjata.
Sumber: Anadolu