Tim Indonesia yang diwakili Ichsan Rahmat Taufiq sebagai manajer dan Budi Muhamad Manar Hidayat selaku asisten membawa pulang gelar juara setelah mengalahkan wakil Jerman pada laga final.
Jerman, yang diperkuat Sven Goly sebagai manajer dan T Wheneett selaku asisten, harus takluk dari Indonesia dengan skor 3-0 dan 5-2 sehingga secara total menang 8-2.
Di fase grup, Indonesia masuk di Grup C dan ditugaskan melatih Sporting Lisbon bersama empat rival lain.
Ichsan dan Busi berhak melangkah ke semifinal setelah tampil sebagai juara grup dengan nilai 364. Poin tersebut diraih setelah tiga musim menangani Sporting Lisbon dengan perincian 150 poin dari hasil di liga, 113 untuk turnamen, 65 untuk trofi, dan 36 poin dari penilaian manajemen.
Indonesia unggul dari negara-negara lain di Grup C yakni Polandia (343 poin), Prancis (331), Inggris (295), dan India (265).
Sementara itu pada partai semifinal yang juga berlangsung pada Minggu malam, tim Indonesia sukses menundukkan wakil Inggris. Pada game pertama berakhir imbang 2-2 sebelum menang 3-1 di pertandingan selanjutnya dengan agregat 5-3.
Setelah pertandingan berakhir, Ichsan mengatakan bahwa Tim Indonesia percaya diri bisa menjuarai ajang ini.
"Sudah pasti menang sih, King Indo nih bos senggol dong," ujar Ichsan.
Sedangkan Budi menyebut bahwa kunci kemenangan Tim Indonesia di final adalah bermain menyerang dan cara menangani taktik lawan.
"Kita bermain attacking, yang paling penting adalah opposite instruction. Jadi setiap players yang membahayakan kita jaga dan tackling," tutup Budi.
Sementara itu pada partai semifinal yang juga berlangsung pada Minggu malam, tim Indonesia sukses menundukkan wakil Inggris. Pada game pertama berakhir imbang 2-2 sebelum menang 3-1 di pertandingan selanjutnya dengan agregat 5-3.
Setelah pertandingan berakhir, Ichsan mengatakan bahwa Tim Indonesia percaya diri bisa menjuarai ajang ini.
"Sudah pasti menang sih, King Indo nih bos senggol dong," ujar Ichsan.
Sedangkan Budi menyebut bahwa kunci kemenangan Tim Indonesia di final adalah bermain menyerang dan cara menangani taktik lawan.
"Kita bermain attacking, yang paling penting adalah opposite instruction. Jadi setiap players yang membahayakan kita jaga dan tackling," tutup Budi.