Kendari, Sultra (ANTARA) - Ketersediaan beras di Sulawesi Tenggara (Sultra) sesuai data dari Dinas Ketahanan Pangan setempat masih tersedia sebanyak 62.383 ton atau aman hingga tiga bulan ke depan.
Kadis Ketahanan Pangan Sultra Aris Sismanto mengatakan ketersediaan beras sebesar itu belum termasuk yang saat ini ada di beberapa daerah dan sedang melakukan panen, dengan prediksi hasil panen mencapai 58.000 ton gabah kering.
"Jadi, bila dikonversi ke beras ada sekitar 36.000 ton khusus di wilayah Kabupaten Konawe dan sekitarnya," ujarnya pada acara Gerakan Pangan Murah (GPM) yang dipusatkan di halaman GOR Apriyani Kota Kendari, Sultra, Senin.
Dengan demikian, lanjut Kadis Ketahanan Pangan Sultra itu prognosa hingga pada November 2023, dengan melihat ada beberapa daerah yang akan panen seperti di Konawe Selatan, Bombana, dan Kolaka Timur bisa mencapai 51.000 ton gabah atau sekitar 2.000 ton beras.
Terkait, kenaikan harga beras di beberapa daerah di Sultra selama satu bulan terakhir, Aris mengakui hal itu.
Bahkan, Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional mencatat harga beras harian di pasar modern Sulawesi Tenggara menjadi salah satu daerah yang termahal di Tanah Air dengan harga jual pernah mencapai Rp18.000 per kg.
Untuk itu, kata Aris, Pemprov Sultra selama satu bulan terakhir pun juga sudah melakukan kerja sama dengan pihak Bulog dengan mendistribusikan beras dengan harga murah kepada masyarakat sebanyak 225.516 warga yang masuk dalam data penerima bantuan dari Dinas Sosial di 17 kabupaten dan kota di Sultra.
"Beras yang dibagikan itu 10 kg per penerima selama tiga bulan," ujarnya.
Program GPM serentak dilakukan di 38 provinsi atau 183 titik di seluruh Tanah Air. Di Sultra, dipusatkan di halaman parkir GOR Apriani Rahayu Kendari dengan menyediakan berbagai kebutuhan pokok seperti beras, bawang merah/putih, minyak goreng, telur ayam, sayur mayur, dan tabung gas isi 3 kg dan 5 kg dengan harga lebih murah dengan harga di pasaran.
Harga beras dijual Rp11.500/kg sementara di pasaran mencapai Rp13.500 per kg, telur ayam dijual Rp50.000 per rak (30 butir) atau jauh lebih murah dibanding dengan harga pasar yang kini mencapai Rp55.000-Rp60.000 per rak. Gula pasir lokal dijual Rp12.500 per kg, sementara di pasaran mencapai Rp14.500/kg.