Kendari (ANTARA) - Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Baubau, terus mendorong petani dan pelaku usaha rumput laut di Kepulauan Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara untuk menjadi eksportir.
Kepala SKIPM Baubau, Yuni Irawati Wijaya dalam pernyataan resmi yang diterima, Jumat, mengatakan potensi perikanan terbesar di Kota Baubau adalah rumput laut, dengan potensi tersebut Baubau diramal bakal menjadi daerah pengekspor hasil perikanan laut khususnya rumput laut.
"Dalam sebulan pengiriman agar-agar di Kepulauan Buton dan dipusatkan di Baubau dengan capaian rata-rata 480-500 ton," ujarnya.
Dikatakan, potensi rumput Laut di Kepulauan Buton sangat besar sekali dengan tercatatnya selama lima bulan terakhir 2.400 ton dari Januari-31 Mei yang berhasil di lalu lintas lewat SKIPM Baubau.
"Rumput Laut disini hanya bersifat domestik keluar, pengusaha disini memang mengekspor ke luar negeri seperti ke Tiongkok tetapi melalui Surabaya, melihat ini kami berharap adanya sinergi antara pemerintah daerah dan pemangku kebijakan agar ekspor bisa langsung dari Kota Baubau," ujarnya.
Selama ini kata Yuni, rumput laut dari Baubau telah diekspor hingga ke negara China, namun sangat disayangkan masih berlabel Surabaya karena Baubau belum menerapkan standar Internasional.
Atas potensi itu, Yuni mendorong para pelaku usaha mau bekerja keras untuk meningkatkan mutu pengelolaan usaha perikanannya agar Baubau tercatat sebagai daerah pengekspor di Indonesia.
Dirinya pun berkomitmen mempermudah pengurusan sertifikat standar internasional Hassap asalkan para pengusaha perikanan telah mengantongi sertifikat kelayakan pengelolaan dari provinsi dan rekomendasi dari Dinas Perikanan tingkat kabupaten kota. Di sisi lain pihaknya akan mengawal pelaksanaan ekspor dari Baubau dengan menjamin kualitas dan mutunya.
"Tentu kami dari UPT SKIPM berkomitmen mengawal pelaksanaan ekspor dari Baubau dengan menjamin kualitas rumput laut yang dikirim," tuturnya.