Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau, Sulawesi Tenggara, terus mengajak dan mensosialisasikan kepada masyarakat untuk mengkonsumsi beras fortifikasi atau beras sehat kaya gizi yang dikeluarkan Badan Urusan Logistik (Bulog).
"Ajakan masyarakat agar mengkonsumsi beras yang sehat dan kaya gizi itu adalah mendorong dalam proses pemenuhan gizi masyarakat dalam upaya pencegahan stunting juga," kata Sekda Baubau Ronny Muchtar, di Kendari, Senin.
Sebelumnya Asisten Manager Supply Chain Bulog Baubau, Syahrul Budi, mengatakan, sejauh ini keinginan masyarakat mengkonsumsi beras fortifikasi atau beras sehat kaya gizi masih tergolong rendah.
Menurutnya, selama ini pemasaran beras bergizi berlabel Forfiv kemasan satu kilogram di Baubau dan beberapa kabupaten lainnya di lingkup wilayah kerja Bulog Baubau sepi peminat. Padahal beras fortifikasi merupakan beras yang telah diperkaya dengan vitamin dan mineral.
Karena minimnya peminat, Bulog Baubau belum menyetok kembali, namun ketersediaannya ada di kantor wilayah di Kendari.
Ia mengatakan beras fortifikasi di Baubau masih kosong. "Kalau di kantor wilayah ada, tetapi kalau kami butuh dan permintaan masyarakat tinggi, tinggal kami ajukan permintaan," ujar Syahrul.
“Pengamatan kami masyarakat masih senang dengan beras Bulog yang biasa, seperti premium dan medium, kalau fortifikasi tergolong masih kurang," sambungnya.
Sementara beras fortifikasi merupakan inovasi dan hasil pengembangan Perum Bulog untuk mempercepat penurunan angka stunting di Indonesia.
Beras fortifikasi adalah beras yang mengandung zat gizi mikro tambahan. Kandungan nutrisi di dalam beras fortifikasi yakni vitamin A, B1, B3, B12, B9 (asam folat), zat besi, dan zinc. Kandungan tersebut sangat baik untuk pemenuhan gizi masyarakat sebagai salah satu upaya dalam pencegahan stunting dan menjaga imun tubuh.
"Jika beras ini dikonsumsi oleh banyak masyarakat, maka secara tidak langsung sudah bisa mengonsumsi zat gizi mikro dari nasi yang dimakan setiap hari," tuturnya.