Jakarta (ANTARA) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatat portofolio hijau BNI telah mencapai Rp170,5 triliun pada triwulan I tahun ini atau 28,9 persen dari total portofolio kredit bank tersebut.
"BNI membukukan catatan kinerja positif baik dari ekspansi portofolio hijau sekaligus implementasi ESG (environment, social, governance) lebih kuat di semua lini bisnis," kata Direktur Manajemen Risiko BNI David Pirzada dalam Public Expose Kuartal I 2022 di Jakarta, Selasa.
Ia membeberkan pembiayaan hijau utamanya diberikan untuk kebutuhan pengembangan ekonomi sosial masyarakat melalui pembiayaan UMKM dengan total portofolio mencapai Rp115,2 triliun.
Adapun selebihnya digunakan untuk kebutuhan pembangunan ekosistem lingkungan hijau, energi baru terbarukan sebesar Rp10,3 triliun, pengelolaan polusi sebesar Rp6,8 triliun, serta pengelolaan air dan limbah sebesar Rp23,3 triliun.
Kinerja pembiayaan hijau yang positif serta didukung kepedulian sosial dan lingkungan yang tinggi, serta praktik tata kelola perusahaan yang unggul, mendorong peningkatan rating ESG BNI dari MSCI menjadi A sejak November 2021.
"Rating A saat ini menjadi yang tertinggi di antara perbankan Indonesia, sekaligus menegaskan posisi kami sebagai pelopor dalam implementasi keuangan berkelanjutan," ungkapnya.
David menjelaskan perseroan juga menerapkan berbagai prinsip ESG dalam operasional perusahaan.
Hal tersebut diwujudkan dalam budaya perusahaan hijau, lewat status green building certification oleh The Green Building Council Indonesia (GBCI).
“BNI pun meraih Gold Certification untuk Menara BNI dan Platinum Certification untuk Plaza BNI. Selain itu, kami juga menerapkan sistem administrasi kantor yang bebas kertas atau e-office,” ucap dia.