Kendari (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Baubau, Sulawesi Tenggara menyebut bahwa daerah itu setidaknya membutuhkan sebanyak 250 ton minyak goreng selama setahun.
Kepala Disperindag Baubau La Ode Ali Hasan di Baubau, Selasa, mengatakan bahwa daerah itu membutuhkan 250 ton minyak goreng dalam setahun karena bukan hanya melayani daerah itu, namun wilayah sekitarnya.
"Kebutuhan Baubau ini kurang lebih 250 ton, yang tersebar minyak goreng subsidi ini sesuai HET belum cukup 100 ton, jadi jatah untuk kita Baubau ini tidak cukup," katanya di hadapan mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa damai, di Baubau, Selasa.
Di hadapan massa aksi dari Forum Mahasiswa Peduli Daerah itu, Ali Hasan menjelaskan terkait penyebab langkahnya stok minyak goreng di pasaran saat ini.
Kelangkaan minyak goreng bukan hanya terjadi di Kota Baubau, namun juga di alami oleh daerah-daerah lainnya.
Dia juga mengatakan bahwa sudah tiga bulan terakhir belum ada harga normal minyak goreng sebagaimana yang ditetapkan pemerintah per 19 Januari 2022 sebesar Rp14.000 per liter.
"Itulah yang menjadi persoalan hari ini jatah yang sudah ditetapkan itu terbatas minyak goreng. Jadi memang dari pusat, semua dampaknya ke daerah-daerah yang bukan saja di Baubau tapi seluruh di Indonesia," ujar dia.
Minyak goreng dengan harga yang ditetapkan pemerintah belum masuk ke pasar tradisional. Selain itu di ritel modern pun stok terbatas dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Jadi jatah untuk kita Baubau ini tidak cukup. Apalagi Baubau melayani daerah sekitarnya di Kepton (Kepulauan Buton), bahkan Indonesia bagian timur di antaranya Maluku, Taliabo," katanya.
Pihaknya tetap rutin melakukan pengawasan agar stok kebutuhan pokok masyarakat terutama minyak goreng yang saat ini ada kelangkaan bisa tercukupi dengan harga yang yang memadai seperti apa yang disampaikan Menteri Perdagangan RI.
Sekelompok massa yang mengatasnamakan Forum Mahasiswa Peduli Daerah melakukan aksi demonstrasi damai di Disperindag Baubau guna mempertanyakan kelangkaan minyak goreng yang saat ini masih terjadi.
Selain itu, para mahasiswa mempertanyakan harga minyak tanah yang naik bahkan mencapai Rp10.000 per liter di beberapa pangkalan yang di daerah itu.
"Kami perlu tanyakan, takutnya ada permainan apalagi banyak kasus-kasus yang kita dapatkan di sosial media penyelundupan minyak goreng. Kami harapkan langkah apa yang akan dilakukan pemerintah supaya memang pedagang-pedagang tidak seenaknya melakukan itu," kata Kordinator Lapangan masa aksi dari Forum Mahasiswa Peduli Daerah Aldin.
"Dan kami mempertanyakan ini di dinas yang berwenang langkah apa yang dilakukan agar pihak-pihak pangkalan ditertibkan khusus soal minyak tanah yang kami temukan harganya mencapai Rp5.000, Rp7.000 bahkan Rp10.000 per liter," tambah Aldin.