Baubau (ANTARA) - Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Baubau, Sulawesi Tenggara, mengimbau seluruh operator kapal agar mewaspadai cuaca ekstrem yang sewaktu-waktu dapat terjadi dan dapat membahayakan dalam pelayaran.
Kepala KSOP Kelas II Baubau, Jasra Yuzi Irawan, di Baubau, Selasa mengatakan, dalam dua hari terakhir ini kondisi di wilayah Sulawesi Tenggara khususnya di Baubau dan sekitarnya kecepatan angin mencapai 12-15 knot dan gelombang setinggi 2-4 meter. Kondisi itu, bila laju kapal hanya 8 knot maka kapal bisa berubah arah karena kecepatan angin.
"Jadi memang kemarin kita satu hari tidak ada pemberangkatan kapal karena kondisi cuaca di luar sangat ekstrem, kecuali tanpa sepengetahuan kita yang berangkat dari kampungnya atau dari pesisir ya, tapi yang jelas yang menggunakan surat persetujuan berlayar (SPB) tidak kita berangkatkan," ujarnya.
Ia mengatakan, pihaknya menerbitkan edaran untuk operator kapal baik armada antarpulau maupun kapal cepat tujuan Baubau-Kendari bahwa bila kondisi cuaca masih belum memungkinkan, maka diminta untuk menunda keberangkatan demi mencegah hal yang tidak diinginkan bersama.
Selain itu, di tengah kondisi cuaca ekstrem, kata Jasra, pihaknya terpaksa mengevakuasi kapal-kapal yang ada di dermaga dengan menyuruh memindahkan armada nya untuk berlindung ke tempat yang aman agar tali kapal tidak putus.
"Alhamdullilah, kemarin itu semua kapal kita keluarkan dan berlindung di selat," imbuhnya.
Lebih lanjut kata dia, bahwa pada Senin (21/2) sebuah kapal cepat dari Kendari terlambat tiba di Baubau karena kondisi cuaca yang tidak bersahabat. Kapal penumpang tersebut akhirnya sandar dengan selamat di pelabuhan Murhum pada pukul 05.00 Wita.
"Jadi (kapal cepat yang dari Baubau) kemarin siang tidak berangkat dan baru tadi pagi kita berangkatkan karena kondisi cuaca sudah membaik. Tapi memang kondisi kemarin itu siapapun tidak berani," ujarnya.
Untuk mengetahui kondisi cuaca terkini, ia mengatakan, selain terus memantau informasi prakiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pihaknya juga menggunakan aplikasi windy.
"Jadi saat ini kalau kita lihat gelombang ombak untuk daerah Baubau dan sekitarnya masih berkisar 0,8, 0,9 dan 1,3 meter masih sangat aman untuk kapal-kapal berlayar. Dan untuk angin sekitar masih sedang masih terbilang aman untuk saat ini," katanya.
Baca juga: BMKG: Pelabuhan feri Kolaka tutup sementara akibat cuaca ekstrem
Baca juga: Basarnas evakuasi empat nelayan alami mati mesin di perairan Kolaka Sultra