Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, mendorong percepatan vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan yang ketat untuk melawan penyebaran COVID-19 saat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3.
"Saya kira sebagaimana yang diharapkan oleh pemerintah dalam hal ini bapak Presiden agar percepat vaksin dan mengajak perketat prokes itu sangat penting. Karenanya kami melihat dua itu saja sudah bisa membantu kita untuk memutus rantai penyebaran COVID-19," kata Plt Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse saat peluncuran vaksinasi booster atau vaksin tahap 3 di Baubau, Kamis.
Selain itu, Monianse juga menegaskan bahwa pihaknya akan menerapkan vaksin booster untuk dijadikan sebagai persyaratan dalam mengurus urusan administrasi di pemerintahan seperti tandatangan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) maupun Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP).
"Jadi kami sangat berharap teman-teman di kota bisa menggunakan kesempatan ini untuk booster atau dosis ke 3 sebagai wujud dari dukungan kita terhadap program pemerintah," ujar politisi PDIP Baubau ini.
Kata dia, peluncuran vaksin booster sebenarnya telah dilaksanakan sebelumnya di BPBD, namun demikian semua Puskesmas di daerah itu juga akan menerima vaksin tahap 3 tersebut sebagai tempat untuk melayani masyarakat melakukan vaksin.
Ia juga menambahkan, bahwa beberapa instansi vertikal diantaranya Bandara Betoambari, Pertamina, dan Kantor Pos sudah meminta dilakukan vaksin. Dan pihaknya telah melayani dengan menurunkan tim untuk melakukan vaksinasi booster ditempat-tempat yang mereka minta.
Mengenai tindak lanjut adanya instruksi Mendagri terkait PPKM saat ini, kata Ahmad Monianse, pihaknya melalui bagian hukum tengah menggodok edarannya dan bila sudah selesai dan memberikan review, maka pihaknya akan menandatangani untuk menjadi edaran di daerah itu guna diterapkan.
Sementara, Plt Kepala Dinas Kesehatan Baubau, Siti Munawar mengatakan, cakupan vaksinasi booster saat ini telah mencapai sebanyak 2.334 orang atau baru sebesar 1,94 persen.
"Jadi kalau sesuai data rilnya hari ini kan yang dosis tahap 2 itu baru 45,87 persen, sedangkan tahap 1 sebesar 83, 4 persen, berarti masih ada hampir setengah yang belum tahap ke 2," ujarnya, didampingi Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Marfiah Tahara.
Sitti mengatakan, pihaknya tetap melakukan pelayanan vaksinasi bagi masyarakat yang belum vaksin baik tahap 1, 2 dan tahap ke 3 di semua puskesmas dengan jadwal yang sudah ada di setiap Puskesmas didaerah itu.
"Jadi perlu diingat dan perlu disampaikan kepada saudara-saudara kita yang belum melakukan vaksin tahap 2 bahwa jarak dosis 1 dan dosis 2 seharusnya sekitar 28 hari, sehingga dapat menjadi perhatian," katanya.
Mengenai kondisi ketersediaan vaksin booster, kata dia, saat ini stok vaksin booster masih tersedia sebanyak 32.754 dosis. Bahkan pihaknya pun dibukakan ruang sebesar-besarnya oleh provinsi maupun pusat untuk menerima vaksin apabila kondisi menipis. Hanya saja kondisinya tidak bisa menampung.