Jakarta (ANTARA) - Pemerinah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika meminta masyarakat bijak bermobilitas, termasuk tidak bepergian ke luar negeri, demi menekan penyebaran virus corona varian Omicron.
"Oleh karenanya, kami kembali sampaikan pesan ini kepada masyarakat, untuk bijak bermobilitas, tidak bepergian dulu ke luar negeri dalam beberapa minggu mendatang guna menekan potensi bertambahnya kasus Omicron yang masuk ke negara kita," kata Menteri Kominfo, Johnny G. Plate, dalam keterangan pers, Rabu.
Data Kementerian Kominfo menunjukkan sebagian besar kasus COVID-19 yang terkonfirmasi sebagai varian Omicron berasal dari pelaku perjalanan luar negeri. Contoh kasus untuk wilayah Jakarta, dari 537 kasus, ada 435 kasus yang berasal dari pelaku perjalanan luar negeri.
"Data menunjukkan bahwa kasus konfirmasi Omicron di Indonesia sebagian besar adalah pada pelaku perjalanan luar negeri," kata Johnny.
Kasus konfirmasi Omicron di Indonesia terus bertambah. Per 11 Januari 2022, Omicron secara nasional telah menjangkiti 802 orang.
Menurut Johnny, dibandingkan sebelumnya, Indonesia saat ini jauh lebih siap dalam menghadapi potensi gelombang varian Omicron, salah satunya karena vaksinasi.
"Tingkat vaksinasi sudah lebih baik, kapasitas testing dan tracing kita juga lebih tinggi. Sistem kesehatan sudah lebih siap, baik dalam hal obat-obatan, ketersediaan tempat tidur di rumah sakit, tenaga kesehatan, oksigen, dan fasilitas isolasi terpusat," kata Johnny.
Johnny juga menegaskan pemerintah terus memantau dan mengevaluasi secara ketat perkembangan kasus COVID-19 dan mengambil langkah antisipasi yang diperlukan. Salah satu indikator utama adalah situasi perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan, seperti angka keterisian tempat tidur di rumah sakit.
"Pemerintah terus berusaha untuk mengendalikan penyebaran COVID-19. Namun, mesti diingat, ini tidak bisa kita lakukan tanpa dukungan penuh dari masyarakat," kata Johnny.
Cara mengendalikan penyebaran virus corona varian Omicros adalah dengan mengurangi bepergian ke luar negeri. Selain itu, yang juga syarat utama, semua pihak harus disiplin menjalankan protokol kesehatan.
"Terutama disiplin prokes dan segera vaksinasi. Untuk kelompok yang sudah mendapatkan jadwal vaksinasi booster, jangan sampai terlewatkan. Vaksinasi sangat membantu dalam mengurangi resiko kita sakit berat jika terinfeksi COVID-19," kata Johnny.
Kemungkinan kasus COVID-19 tetap ada, untuk itu Johnny meminta masyarakat tidak panik, tetap waspada dan terus bekerja sama.
Mutasi baru virus corona ini teridentifikasi berada di 150 negara dan menimbulkan gelombang baru dengan puncak yang lebih tinggi di sejumlah tempat.
Berita Terkait
Dokter sebut Subvarian XBB mempunyai kekhasan cepat menyebar tapi gejala ringan
Selasa, 1 November 2022 22:08
Subvarian Omicron BA.2.75 asal India sudah masuk Indonesia
Senin, 18 Juli 2022 16:05
Jubir sebut subvarian Omicron dominasi 81 persen varian COVID-19 nasional
Rabu, 13 Juli 2022 19:18
Wisma Atlet mencatat sebanyak 19 pasien Omicron subvarian BA4 dan BA5
Selasa, 12 Juli 2022 13:49
Menkes sebut meski laju kasus 2.000 per hari, Indonesia masih di level 1
Minggu, 26 Juni 2022 17:49
Sebanyak 20 pasien subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 sudah sembuh
Kamis, 16 Juni 2022 17:05
Diperkirakan puncak Omicron varian baru BA.4 dan BA.5 maksimum capai 25.000 kasus per hari
Kamis, 16 Juni 2022 14:13
Di Indonesia, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia jadi 20 kasus
Selasa, 14 Juni 2022 15:48