Kendari (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama organisasi Rare Indonesia melakukan pembinaan kepada kelompok nelayan cara mengawasi laut secara humanis dari orang yang dianggap merusak habitat laut.
Berdasarkan rilis Rare yang diterima di Kendari, Sabtu menyebutkan pembinaan dilakukan melalui pelatihan kepada nelayan yang tergabung dalam kelompok Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP) dari berbagai daerah di Sulawesi Tenggara yang dipusatkan di Kota Baubau.
Direktur Teknis dan Data Perikanan Rare Raymond Jakub mengatakan, sejumlah nelayan yang tergabung dalam kelompok PAAP dilatih bagaimana teknik mengawasi kawasan laut dan pesisir, serta mengumpulkan data akurat dengan pendekatan yang lebih humanis.
"Pelatihan pengawasan berbasis masyarakat ini kami kemas dalam bentuk pemaparan materi di dalam ruangan yang dilanjutkan dengan simulasi langsung di lapangan," kata dia.
Pelatihan itu diikuti enam kelompok PAAP yang dilibatkan dalam program edukasi tersebut diantaranya perwakilan kelompok PAAP Kecamatan Wabula dan Kecamatan Kapontori dari Kabupaten Buton, PAAP Pulau Siompu Kabupaten Buton Selatan, PAAP Kecamatan Mawasangka dan Kecamatan Talaga Raya dari Kabupaten Buton Tengah dan Kelompok Pasi Kolaga Kabupaten Muna.
Raymond menambahkan, implementasi pengawasan oleh kelompok PAAP ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat kepatuhan dan kesadaran pada pemanfaatan yang berkelanjutan.
"Ketika pengawasan ini berjalan kan ada banyak informasi yang dikumpulkan seperti sebaran lokasi penangkapan, sebaran alat tangkap dan hasil tangkapan, data ini nantinya bisa dipakai oleh kelompok PAAP untuk mengevaluasi efektifitas pengelolaan kawasan PAAP mereka," jelasnya.
Data yang dikumpulkan kelompok PAAP akan diinput menjadi data digital. Data ini selanjutnya dapat diakses secara real time, diolah dan digunakan sesuai kebutuhan pengelolaan kawasan dan perikanan.
Data digital tersebut, lanjut Raymond, nantinya juga dapat diakses serta dimanfaatkan untuk perencanaan program dari lintas bidang seperti Bidang Pengawasan (PSDKP), Bidang Perikanan Tangkap, dan Bidang Pengelolaan Ruang Laut DKP Sultra.
Sejalan dengan itu, akurasi data dikumpulkan kelompok PAAP berdasarkan pengawasan lapangan oleh DKP Sultra dinilai sangat penting untuk menentukan arah kebijakan pemerintah di sektor perikanan.
Ketua Kelompok PAAP Mawasangka, Rusman mengaku senang bisa mengikuti pelatihan karena mendapat pengetahuan baru sebab diajarkan bagaimana melakukan pengawasan yang humanis, menggunakan GPS, mencatat data dan informasi.
"Selama ini kalau kita dengar kata pengawasan, bayangannya seakan-akan kita mau perang. Dari pelatihan ini kita bisa tau lokasi alat tangkap di mana saja, ikannya ditangkap dimana saja, kapan musim ikan banyak dan lokasinya di mana, dan banyak informasi lain yang kita tau dari pengawasan," kata Rusman.
Pelatihan pengawasan berbasis masyarakat di Kota Baubau tersebut turut dihadiri Kabid Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) DKP Sultra Azai, perwakilan PSDKP Satker Baubau, Polair Pangkalan Buton, PosAL Baubau, Fasilitator Program PAAP Dinas Perikanan Kabupaten Buton, Buton Selatan, Buton Tengah dan Muna.