Kendari (ANTARA) - PT.PLN (Persero) Unit Pelaksana proyek Pembangkit (UPP) Sulawesi Tenggara akan kembali melanjutkan pembangunan sistim jaringan interkoneksi khususnya dari Raha kabupaten Muna menuju wilayah Kota Baubau Buton pada 2022.
Manajer Bidang Perizinan, Pertanahan dan Umum PT.PLN (Persero) UPP Sultra, Jufriadi Al Jufri di Kendari, Jumat mengatakan pembangunan sistim jaringan interkoneksi yang telah diawali membangun gardu induk (GI) dan tower itu merupakan kelanjutan dari tahap pertama sejak 2019 dengan pembangunan SUTT dari Malili Kabupaten Luwuk Timur (Sulawesi Selatan) ke Kolaka Utara (Sulawesi Tenggara) hingga saat ini sudah interkoneksi sampai dengan Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan.
"Pembangunan jaringan SUTT di wilayah kepulauan Muna-Buton efektifnya dilaksanakan di 2022, walaupun tahun ini sudah dilaksanakan dengan membangun dua Gardu Induk di Kabupaten Muna dan di kabupaten Buton," ujarnya.
Ia mengatakan, project interkoneksi (tol listrik) sistem kelistrikan antara Sulawesi bagian Selatan dan Sulawesi Tenggara sendiri telah membangun sedikitnya 1.200 tower dengan delapan unit gardu induk dengan rata-rata kapasitas setiap GI 150 Kilovot (KV) dengan daya sebesar 30 MVA atau lebih.
"Dengan rampung tol listrik yang menghubungkan Sulawesi bagian selatan dan Sulawesi Tenggara yang terbagi dua (daratan dan kepulauan) itu, PLN di wilayah Sulawesi berpotensi melakukan penghematan hingga puluhan miliar per bulan," ujar Jufriadi.
Salah satu contoh, lanjut dia, beroperasinya gardu induk di Andolo Kabupaten Konawe Selatan pada Oktober 2021 lalu membawa manfaat yang sangat besar, baik untuk pelanggan, PLN, hingga pemerintah, karena bisa menekan penggunaan diesel untuk listrik yang biaya operasionalnya sangat mahal, dan subsida bahan bakar yang digelontarkan pemerintah juga berkurang.
Lebih jauh ia mengatakan, dengan interkoneksinya jaringan PLN dari Sulawei bagian selatan ke Sultra, akan memberi dampak yang luar biasa terutama bagi para pengusaha disektor pertambangan yang sedang dan akan membangun pabrik smelter tidak lagi mengalami kendala terkait listrik karena cadangan daya yang ada saat ini sekitar 200 MVA.
Bahkan PLN sendiri, akan membangun jaringan khusus bagi setiap perusahaan yang telah melakukan MoU terkait permintaan daya dengan harga sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
"Tentu kita berharap, pembangunan tahap dua jaringan SUTT interkoneksi di wilayah kepulauan Muna-Buton itu dapat rampung seluruhnya hingga 2023 sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2019-2028," tutur Jufriadi.