Kendari (ANTARA) -
Dua asesor yang ditunjuk Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) RI melakukan visitasi lapangan ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari dalam rangka transformasi IAIN Kendari menuju Universitas Islam Negeri (UIN) Kendari, Jumat.
Dua asesor tersebut adalah Prof Dr Ahmad Thib Raya yang merupakan Asesor Tranformasi Kelembagaan PTKIN, dan Ahmad Mahfud Arsyad yang merupakan Kepala Seksi Penjaminan Mutu Kelembagaan pada Subdirektorat Kelembagaan dan Kerja Sama Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendis.
Visitasi lapangan yang dilakukan tim asesor tersebut juga turut dihadiri langsung oleh ketua DPRD Sultra, Abdurahman Saleh, yang menandakan dukungan kelembagaan dari representasi masyarakat Sultra terhadap kehadiran UIN Kendari.
"Kegiatan hari ini adalah kegiatan yang telah lama dinantikan, tidak hanya sivitas akademika IAIN Kendari tetapi juga masyarakat Sultra. Hari ini merupakan momen berharga bagi IAIN Kendari karena telah mencapai fase atau tahapan penting menuju perubahan bentuk kelembagaan IAIN Kendari menjadi UIN Kendari," kata Rektor IAIN Kendari, Prof Faizah Binti Awad, saat sampaikan sambutan selamat datang.
Dari keseluruhan persyaratan yang harus dipenuhi oleh IAIN Kendari, hanya tiga item yang perlu ditambah yakni syarat program studi yang program studi (prodi) yang terakreditas A, harusnya minimal 2 prodi, tetapi IAIN baru memiliki 1 Prodi akreditasi A.
Kemudian prodi pascasarjana yang seharusnya lima prodi tetapi IAIN baru memiliki 4 prodi pascasarjana, dan yang terakhir yang harus dilengkapi adalah rasio antara dosen dan mahasiswa IAIN Kendari baru 1 : 39, untuk menuju UIN maka rasionya adalah 1 : 40.
Sedangkan untuk jumlah pengajar yang yang bergelar Magister, Doktor dan Profesor sudah melebihi dari syarat dengan rincian pengajar magister sebanyak 125 orang sedangkan yang dipersyaratkan hanya 80 orang.
Kemudian untuk pengajar yang sudah bergelar doktor IAIN Kendari memiliki 50 orang, sedangkan yang dipersyaratkan adalah 16 orang.
Demikian halnya dosen pengajar yang sudah guru besar sebanyak 7 orang sedangkan yang dipersyaratkan hanya 4 orang. Demikian halnya asisten ahli, lektor dan luas tanah kampus sudah melebihi dari syarat.
Selanjutnya, didampingi oleh Rektor IAIN Kendari dan pejabat lainnya, tim asesor melihat langsung di lapangan fasilitas pendukung kampus tersebut, mulai dari ruang perkuliahan, laboratorium, perpustakaan, ruang komputer dan lain sebagainya.
"Tadi kami sudah melakukan visitasi terhadap fasilitas yang dimiliki IAIN kendari, kemudian prasarana sarana yang dimiliki. Menurut saya sangat luar biasa," kata Prof Ahmad Thib Raya.
Prof Ahmad mengaku kagum terhadap fasilitas laboratorium terpadu yang dimiliki IAIN Kendari yang juga didukung peralatan yang sudah luar biasa.
"Kemudian perpustakaannya juga dengan peralatan-peralatan yang luar biasa. Menurut saya, sangat wajar kalau IAIN Kendari ini harus secepatnya berubah status menjadi UIN Kendari. Semoga yang belum terpenuhi dalam waktu dekat bisa dilengkapi," katanya.
Prof Ahmad berharap harapan seluruh sivitas akademika IAIN Kendari menjadi UIN segera terwujud , karena beberapa sayrat yang belum terpenuhi tersebut saat ini sedang dalam proses seperti pengusulan penambahan prodi baru di pasca sarjana, dan pengusulan akreditasi A untuk beberapa program studi.
"Karena kalau IAIN kendari berubah menjadi UIN Kendari, maka tidak hanya kebanggaan masyarakat muslim yang ada di Kendari, tapi akan menjadi kebanggaan seluruh masyarakat Sulawesi Tenggara," katanya.
Sebelumnya, Ketua DPRD Sultra, Abdurrahman Shaleh, menyampaikan dukungannya dan kepeduliannya terhadap keinginan IAIN Kendari beralih status menjadi UIN Kendari.
"Kalau masih ada yang dibutuhkan dukungan kelembagaan dari DPRD, maka saya siap beri dukungan, saya jamin surat tidak lebih dari 2 jam surat yang dibutuhkan sudah keluar," kata Abdurrahman Shaleh.
Abdurahman Saleh juga menaruh harapan besar kepada tim asesor agar IAIN Kendari bisa secepatnya menjadi UIN, sehingga akan menjadi kebanggaan bagi Provinsi Sultra.