Makassar (ANTARA) - Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Makassar menyebut bahwa fenomena La Nina dipastikan berdampak terganggunya aktivitas transportasi, khususnya penerbangan di daerah itu.
Kasubid Pelayanan Jasa BMKG Makassar Siswanto di Makassar, Rabu, menjelaskan terjadi perkembangan pertumbuhan awan di selat Makassar yang dianggap akan sangat mengganggu operator penyeberangan laut maupun udara.
"Terutama udara, karena tidak ada posisi pilihan terbang selain arah terbangnya ke bagian barat dan pertumbuhan awan itu ada di barat sebagai selat Makassar. Ini akan sangat mengganggu sekali operator penerbangan, makanya harus hati-hati," katanya.
Hal ini akan berdampak pada jarak pandang dan posisi jarak tinggi terbang, sebab penerbangan juga tidak akan menembus awan.
Berdasarkan pantauan dilakukan Siswanto, awan yang disebut cumulusnimbus ini mulai tumbuh dan terlihat tebal di langit barat Makassar.
"Operator penerbangan pasti sudah mulai tidak nyaman karena awan ini mulai tumbuh, itu akan mengganggu sekali karena pasti mereka (pesawat, red.) akan menghindar dan tidak mungkin masuk ke awan," katanya.
Posisi puncak fenomena La Nina yang diprediksi pada Januari dan Februari 2021 dinilai telah mulai terlihat tanda-tandanya.
Hal itu, diketahui dari curah hujan yang mulai tinggi, seperti pada curah hujan dasarian terakhir November 2020 yang telah di atas normal, yaitu 161 mm dalam 10 hari.
"Itu yang sudah kita khawatirkan karena sudah mulai kelihatan ada peningkatan curah hujan dikhawatirkan lebih dari 100 mm setiap hari," katanya.