Jakarta (ANTARA) - Pemerintah mengutuk keras dan mengejar pelaku pembantaian di Sigi, Sulawesi Tengah dan menyatakan duka yang mendalam kepada para korban serta keluarganya atas kejadian tersebut.
"Pemerintah akan melakukan tindakan tegas dan memburu pelaku melalui Satgas Operasi Tinombala yang melakukan kekejian dan kebengisan terhadap suatu kelurga yang menyebabkan terbunuhnya 4 orang di Sigi," kata Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD di Jakarta, Minggu.
Pada hari Jumat (17/11) sekitar pukul 08.00 WITA kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora menyerang permukiman warga transmigrasi dan membunuh empat orang serta membakar beberapa buah rumah di Dusun Lima Lewonu, Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi.
Dari enam rumah yang dibakar, salah satunya yang biasa dijadikan tempat beribadah umat Gereja Bala Keselamatan.
"Tentu pemerintah mengutuk keras kepada pelakunya dan menyatakan duka yang mendalam kepada korban dan keluarganya," tambah Mahfud MD.
Menurut Mahfud, pemerintah sesuai perintah presiden telah melakukan langkah-langkah, yakni melakukan pengejaran serta pengepungan terhadap tempat yang dicurigai memiliki keterkaitan dengan para pelaku.
"Pemerintah juga sudah melakukan langkah-langkah untuk melakukan pengejaran, tadi Tim Tinombala sudah menyampaikan tahap-tahap yang dilakukan untuk mengejar pelaku dan melakukan isolasi serta pengepungan terhadap tempat yang dicurigai ada kaitan dengan para pelaku," ungkap Mahfud.
Adapun pelaku pembantaian tersebut, menurut pemerintah adalah sisa-sisa kelompok Santoso atau biasa dikenal Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
"Memang pelakunya adalah Mujahidin Indonesia Timur. Kelompok Mujahidin Indonesia Timur ini adalah sisa sisa kelompok Santoso yang sekarang masih tersisa beberapa orang lagi, dan operasi Tinombala, atau Satgas Tinombala sedang mengejar," tambah Mahfud.
Atas peristiwa ini, pemerintah berharap para pimpinan umat beragama khususnya di Sulawesi Tengah, tetap jalin silaturrahim agar masyarakat tidak terprovokasi isu-isu SARA.
Mahfud juga mengaskan sejatinya agama apapun hadir untuk membangun perdamaian.
"Pemerintah berharap kepada seluruh pimpinan umat beragama di Sulawesi Tengah terus melakukan silaturahim, untuk tidak terprovokasi oleh isu-isu SARA karena sebenarnya yang terjadi bukan disebuah gereja, tetapi memang di sebuah tempat yang selama ini secara tidak rutin menjadi tempat pelayanan umat," ungkap Mahfud.
"Pelakunya memang Mujahidin Indonesia Timur, demikian sikap pemerintah, nanti setiap perkembangannya akan diinformasikan," pungkas Mahfud.