Beijing (ANTARA) - Sinovac Biotech China berharap tahun ini dapat memulai analisis data uji klinis manusia tahap akhir pada calon vaksin COVID-19 buatannya guna memutuskan apakah vaksin tersebut cukup efektif untuk disetujui regulator, kata CEO pada Kamis (24/9).
Rencana tersebut secara luas menempatkan pengembang vaksin China sejajar dengan sejumlah pesaingnya dari negara Barat, yang berlomba untuk mengevaluasi keampuhan vaksin buatannya hanya beberapa bulan usai uji klinis Tahap III.
Produsen obat AS Pfizer akan mengetahui keampuhan vaksin eksperimentalnya pada Oktober, sementara Moderna mengatakan analisis sementara dari data uji klinis vaksin mereka diharapkan dilakukan pada November.
Sinovac dapat mulai menilai kemampuan CoronaVac bagi perlindungan masyarakat segera setelah peneliti mengamati sedikitnya 61 pasien COVID-19, kata CEO Yin Weidong saat konferensi pers.
Yin mengatakan perusahaan berharap dapat memasok vaksin COVID-19 eksperimental buatannya ke lebih banyak negara Amerika Selatan dengan mengalihdayakan sejumlah prosedur manufaktur ke mitranya di Brazil.
Produsen vaksin global seperti Sinovac dan AstraZeneca bermitra dengan Brazil untuk melakukan uji klinis tahap akhir calon vaksin mereka di negara terbesar Amerika Selatan tersebut, yang melaporkan jumlah infeksi tertinggi ketiga di dunia.
Sinovac berencana menyediakan produk setengah jadi kepada mitranya, Instituto Butantan, yang akan mengisi, mengemas serta memasok produk jadi ke negara-negara Amerika Selatan lainnya.
China menyertakan CoronaVac Sinovac ke dalam program penggunaan darurat yang diluncurkan pada Juli, namun uji klinis tahap akhir di luar negeri belum rampung sehingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan para ahli soal keamanan vaksin tersebut.
Negara Bagian Sao Paulo sepertinya juga akan menggelar vaksinasi vaksin Sinaovac pada pertengahan Desember, setelah ada restu dari regulator, menurut gubernur setempat.
Yin mengatakan perusahaan siap bekerja sama dan berbagi data dengan negara lain mengenai penggunaan darurat jika mereka membutuhkan program tersebut. Perusahaan juga sedang membahas uji klinis Tahap III dengan sejumlah negara, termasuk Chile.
"Setiap negara memiliki opsinya sendiri mengenai otorisasi penggunaan darurat," kata Yin.
Sumber: Reuters