Washington (ANTARA) - Presiden AS Donald Trump menyatakan pada Rabu (17/6) bahwa negaranya tidak akan lagi menghentikan kegiatan ekonomi di bawah aturan karantina wilayah (lockdown), kendati saat ini sejumlah negara bagian melaporkan peningkatan kasus baru COVID-19.
"Kami tak akan menutup negara ini lagi. Kami tak harus melakukannya," kata Trump dalam sebuah wawancara di stasiun TV Fox News Channel.
Pernyataan Trump tersebut keluar setelah penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin menyatakan hal yang sama.
Sementara itu, New York Times melaporkan Wakil Presiden Mike Pence mendorong para gubernur negara bagian untuk menyatakan bahwa lonjakan jumlah kasus baru COVID-19 terjadi karena jumlah pengujian yang meningkat--sebagaimana klaim pemerintah pusat.
Namun temuan analis New York Time menunjukkan kasus positif justru melampaui angka pengujian rata-rata yang dilakukan pemerintah, setidaknya, di 14 negara bagian.
Pada Maret lalu, AS menutup sejumlah lokasi publik, seperti restoran, pusat kebugaran, dan sekolah, selagi bersiap dengan penanganan wabah COVID-19--yang sejauh ini telah menjangkiti 2,16 juta orang di negara itu serta menewaskan hampir 118.000 pasien.
Di sisi lain, jutaan penduduk AS harus kehilangan pekerjaan akibat pandemi, khususnya dengan aturan penghentian kegiatan ekonomi sementara tersebut.
Sumber: Reuters
Berita Terkait
Rosan: Keluarga Trump tertarik berinvestasi di Indonesia
Selasa, 12 November 2024 10:53
Gedung Putih: Biden tolak sebutkan rencana pembicaraan dengan Trump
Minggu, 10 November 2024 15:43
Mahfuz Sidik minta Prabowo antisipasi dampak kemenangan Trump
Kamis, 7 November 2024 13:26
Pengamat: Israel dapat dukungan lebih besar jika Trump menangkan Pilpres AS
Rabu, 6 November 2024 16:37
Pakar: AS akan berpaling dari Asia Tenggara ke Asia Timur jika Trump presiden lagi
Rabu, 6 November 2024 14:43
Kamala Harris gandeng mantan Presiden Obama dalam kampanye di Georgia
Jumat, 25 Oktober 2024 17:25
Trump: Biden, Harris penyebab percobaan pembunuhan terhadapnya
Selasa, 17 September 2024 10:46
Elon Musk: Tokoh Partai Demokrat dorong penghilangan nyawa Trump
Selasa, 17 September 2024 10:22