KUALA LUMPUR (ANTARA) - Sebanyak 29 jenazah Warga Negara Indonesia (WNI) tertahan pemulangannya dari Kuala Lumpur Malaysia menuju Indonesia karena terkendala penerbangan akibat pandemik COVID-19.
"Jenasah tersebut sebagian ada di Bandara KLIA dan sebagian lagi masih ada di gasket atau agen pengiriman jenazah," ujar Sekretaris Ikatan Keluarga Madura di Malaysia (IKMA), Jamal Al Fatih ketika dihubungi di Kuala Lumpur, Selasa.
Dia mengatakan diantara jasad jenasah tersebut ada yang dikirim ke Bandara KLIA semenjak malam takbiran beberapa waktu lalu.
"Hampir seluruh jenazah tersebut akan dikirim dengan tujuan Provinsi Jawa Timur sedangkan 19 jasad diantaranya dengan tujuan Madura," katanya.
Pria yang juga aktif di Aliansi Organisasi Masyarakat Indonesia (AOMI) di Malaysia ini mengatakan jenazah tersebut belum bisa diterbangkan karena terkendala di maskapai.
"Yang pertama masalah maskapai yang terbang langsung ke Surabaya tidak mau membawa ataupun kargonya sudah penuh karena imbas Perintah Kawalan Pergerakan (MCO)," katanya.
Jamal mengatakan pihaknya sudah mencoba berusaha negosiasi dengan pihak maskapai, gasket serta meminta bantuan ke KBRI Kuala Lumpur.
"Sebenarnya pihak kami sebelum membantu pengurusan sudah menawarkan agar dimakamkan di Malaysia akan tetapi pihak waris ngotot untuk membawa jenazah kembali ke tanah air," katanya.
Dia mengatakan sebenarnya selain yang mau dihantar ada juga yang dimakamkan di Malaysia karena dalam data selama PKP sampai saat ini lebih kurang ada 80 orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang meninggal di negeri jiran.
Sebelum COVID-19, untuk pemulangan jenazah laki-laki biayanya RM3.500 dan jenazah perempuan RM3.600 karena tambah kain kafan sedangkan saat COVID-19 biaya menjadi RM4.500 sampai dengan RM4.800 atau Rp15.000.000.
"Biasanya IKMA mengurus paling lama dua hari sudah sampai Indonesia. Sekarang ini kami pun malu bantu warga, walaupun bantu kadang kami juga ikut dipersalahkan padahal kami kami tidak ada biaya pengurusan. Kami kadang bantu biaya juga bagi PMI yang benar benar tidak punya biaya," katanya.
Sementara itu Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Kuala Lumpur, Agung Cahaya Sumirat mengatakan bekerjasama dengan IKMA pihaknya telah membantu penanganan jenazah tersebut.
"Namun saat ini memang terkendala keterbatasan penerbangan KL ke Indonesia khususnya ke Surabaya. Kami tetap bekerjasama dengan IKMA untuk memantau opsi penerbangan berikutnya," katanya.*