Makassar (ANTARA) - Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan Muhammad Arafah mengatakan warga Kota Makassar yang mudik didominasi ke daerah tetangga yakni Kabupaten Maros dan Gowa melalui sejumlah jalan alternatif.
"Karena itu pengawasan mudik ini diperketat di daerah perbatasan Kota Makassar dan kedua daerah tetangganya yakni Maros dan Gowa," kata Arafah di Makassar, Kamis.
Dia mengatakan, bersama tim Satgas percepatan penanganan COVID-19 dan pengamanan dari pihak kepolisian setempat yang melakukan operasi ketupat, selalu berjaga-jaga dan mengawasi arus kendaraan yang melintas di perbatasan kota, khususnya di simpang lima Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.
Menurut Arafah, di tengah pandemi COVID-19 dan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ini, warga dilarang mudik atau pulang kampung baik menjelang maupun setelah Idul Fitri 1441 Hijriah/2020.
Hal tersebut atas instruksi pemerintah yang telah melarang aktivitas mudik, sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020.
"Memang agak sedikit krusial dan sulit memantau aktivitas mudik yang diakses via darat, karena banyak jalan alternatif. Karena itu, kami mencoba mengawasi semua titik yang dapat dilalui kendaraan roda dua dan empat," katanya.
Disebutkan sedikitnya ada enam pintu keluar masuk yang menghubungkan Makassar dengan Kabupaten Maros dan Gowa yang dilansir paling tinggi volume mudiknya.
Akses yang dimaksud, antara lain perbatasan Makassar-Gowa di Jalan Sultan Alauddin, Barombong, Jalan Aroepala dan Tamangapa Raya. Sedang dua akses lainnya di perbatasan Maros, yakni Jalan Tamalanrea Raya-Poros Pamanjengan dan simpang lima Bandara Sultan Hasanuddin.