Baubau (ANTARA) - Harga daun kelor di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, yang ditawarkan pengusaha asal Nusa Tenggara Timur (NTT) cukup fantastis senilai Rp250 ribu/kilogram.
"Kelor itu memang ada gejolak kenaikan harga. Informasi kemarin ada pengumpul datang mencari kelor di Baubau sehingga mempengaruhi harga kelor," ujar Kepala Bagian Perekonomian Setda Pemkot Baubau, La Ode Ali Hasan, di Baubau, Selasa,
Kata dia, pihak pengumpul berencana akan mengirim kelor itu ke NTT yang kemudian akan diekspor bila sesuai permintaan.
"Tapi informasi kemarin tidak sesuai permintaan," katanya.
Ia mengatakan, meski harga kelor di Baubau ada kenaikan, tapi kondisi tidak mempengaruhi inflasi bagi daerah itu. Dan kondisi kelor dipasaran masih cukup banyak.
Selain daun kelor yang mengalami kenaikan, kata Ali, bawang putih dan bawang merah dalam dua bulan terakhir ini juga terjadi kenaikan harga meskipun tidak terlalu besar.
"Tapi dalam waktu dekat mungkin akan turun, dan saya kira ini tidak akan terlalu lama prosesnya. Pemerintah pasti akan terus berupaya agar semua harga dan kebutuhan barang selalu tersedia," tandasnya.
Apalagi, lanjut dia, dari informasi yang diperoleh belum lama ini kebutuhan bahan bumbu dapur tersebut akan masuk dari Surabaya (Jawa Timur), sehingga harga akan kembali turun secara berangsur-angsur.
"Jadi saya kira ini hanya sementara saja. Harapan kami setelah ini, kita akan komunikasikan semua dengan pengusaha-pengusaha untuk bagaimana barang itu cepat disuplai ke Baubau," ujarnya.
Menurutnya pula, dari berbagai jenis barang yang dirilis bersama Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat berapa jenis barang yang mengalami kenaikan harga.
"Pokoknya semua jenis barang pada saat hasil riset kami bersama statistik semua harga-harga masih bisa terkendali. Hari ini inflasi kita sebesar 0,11 persen, hitungannya tidak terlalu besar. Inflasi yang cukup bagus untuk daerah kita," katanya.